Pemanggangan
Setelah fermentasi selesai, adonan dipanggang pada suhu tinggi sekitar 230-250C. Suhu tinggi ini membantu membentuk kerak (crust) yang renyah di luar dan bagian dalam yang lembut serta kenyal.
Bagaimana Rasa Sourdough?
Kalau kita pernah mencicipi sourdough, kita pasti akan merasakan perbedaan yang jelas dibandingkan roti biasa. Sourdough punya rasa yang lebih kompleks, asam, dan sedikit gurih. Rasa asam ini muncul berkat asam laktat dan asam asetat yang dihasilkan selama fermentasi.
Beberapa orang menggambarkan rasanya seperti sedikit "fermentasi", mirip dengan rasa yogurt atau kefir. Selain itu, tekstur sourdough lebih kenyal dan serat-seratnya lebih terlihat dibandingkan roti biasa yang sering kali lebih lembut dan padat.
Kalau kita suka roti dengan aroma kuat, tekstur kenyal, dan rasa yang sedikit asam, sourdough bisa jadi favorit baru kita.
Manfaat Sourdough untuk Kesehatan
Roti sourdough sering kali dianggap lebih sehat dibandingkan roti biasa. Apa alasannya? Ternyata, proses fermentasi yang lebih panjang dan penggunaan bakteri asam laktat memberikan banyak manfaat bagi tubuh kita.
1. Lebih Mudah Dicerna
Selama proses fermentasi, enzim alami dan mikroorganisme memecah gluten dan pati di dalam tepung. Ini membuat gluten lebih mudah dicerna oleh tubuh. Bagi orang yang memiliki sensitivitas ringan terhadap gluten (bukan celiac), sourdough bisa jadi pilihan roti yang lebih ramah bagi pencernaan.
2. Rendah Indeks Glikemik (GI)
Banyak dari kita bertanya-tanya, "Apakah sourdough lebih baik untuk kadar gula darah?" Jawabannya, iya! Indeks glikemik (GI) sourdough lebih rendah dibandingkan roti putih biasa.
- Mengapa Indeks Glikemiknya Lebih Rendah?
Proses fermentasi menghasilkan asam laktat dan asam asetat yang membantu memperlambat pencernaan pati. Ini artinya, gula dari pati tidak dilepaskan secara cepat ke dalam aliran darah. Sebagai perbandingan:- Roti putih biasa: GI sekitar 70-85 (tergolong tinggi)
- Sourdough: GI sekitar 53-66 (tergolong menengah)
Karena memiliki GI yang lebih rendah, sourdough lebih cocok untuk penderita diabetes atau orang yang ingin menjaga kadar gula darah tetap stabil. Tetapi bukan berarti dapat dinikmati secara terus menerus, tetap ada jarak waktu tertentu dan perlu dibarengi dengan sumber nutrisi lainnya, misalnya dengan telur atau sayuran agar mendapatkan nutrisi yang seimbang.
3. Sumber Probiotik, Prebiotik, dan Parabiotik