Gatot berdiri sebagai bukti identitas budaya masyarakat Jawa, terutama di wilayah di mana sumber daya makanannya terbatas.
Referensi:
- Cardoso, A. P., Mirione, E., Ernesto, M., Massaza, F., Cliff, J., Haque, M. R., & Bradbury, J. H. (2005). Processing of cassava roots to remove cyanogens. Journal of Food Composition and Analysis, 18(5), 451-460.
- Charles, A. L., Sriroth, K., & Huang, T. C. (2005). Proximate composition, mineral contents, hydrogen cyanide and phytic acid of 5 cassava genotypes. Food Chemistry, 92(4), 615-620.
- Soeroso, A., & Wibowo, B. (1991). Economic conditions and agrarian problems in the Wonogiri Region. Asian Survey, 31(12), 1207-1218.
Dengan mengenang kembali masa kecil saat menikmati gatot, kita tak hanya menikmati cita rasa manis dan teksturnya yang kenyal, tetapi juga memahami nilai budaya dan sejarah di balik camilan tradisional ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H