Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap rasa pahit, sementara yang lain lebih mudah mendeteksi nuansa buah atau bunga yang halus.
Menurut Hayes & Keast (2011), preferensi kopi seseorang bisa dipengaruhi oleh variabilitas genetik dalam persepsi rasa, menjelaskan mengapa beberapa orang lebih menyukai kopi dengan rasa tertentu dibandingkan yang lain.
Kesimpulan
Rasa kopi yang beragam adalah hasil dari kombinasi dari banyak faktor: dari lingkungan tempat biji kopi tumbuh, varietas biji, metode pengolahan, pemanggangan, hingga metode penyeduhan, serta komposisi kimia di dalam biji kopi itu sendiri. Sungguh kompleks bukan?
Setiap faktor ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan pengalaman rasa yang unik dan bervariasi yang membuat setiap tegukan kopi begitu istimewa. Jadi, saat kita menikmati secangkir kopi di pagi hari, ingatlah bahwa setiap rasa yang kita rasakan adalah hasil dari perjalanan panjang yang dimulai dari perkebunan kopi hingga akhirnya berada di cangkir kita.
Daftar Pustaka
Baggenstoss, J., & Poisson, L. (2008). Influence of Roasting on the Sensory Characteristics and Volatile Compounds of Coffee Beans. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 56(8), 2900-2907.
Behailu, W., Bellachew, B., & Weyessa, G. (2008). The Influence of Processing Methods on Coffee Bean Quality. Ethiopian Journal of Agricultural Sciences, 18(2), 101-112.
Deshmukh, R., & Datta, S. (2016). Comparative Flavor Profiles of Arabica and Robusta Coffee Beans. Food Research International, 89(2), 987-993.
Flament, I., & Bessire-Thomas, Y. (2002). Coffee Flavor Chemistry. John Wiley & Sons.
Hayes, J. E., & Keast, R. S. (2011). Genetic Variation in Taste Perception: Implications for Coffee Preferences. Journal of Sensory Studies, 26(2), 80-87.
Knutsen, S. H., & Espevik, A. (2017). Impact of Coffee Processing on Flavor Profiles. Journal of Food Science, 82(10), 2485-2494.
Ky, C. L., Louarn, J., Guyot, B., & Hamon, S. (2001). Diversity of Coffee Varieties and Their Impact on Cup Quality. Euphytica, 118(1), 119-125.