Mohon tunggu...
Bagas Ardika Prakasa
Bagas Ardika Prakasa Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Siluet di Tengah Sinar

10 Februari 2021   15:29 Diperbarui: 10 Februari 2021   16:20 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mira pun merasa bersalah atas kejadian tersebut, meski Deimas pun tidak sepenuhnya menyalahkan Mira karena hanya keadaan yang membuatnya seperti ini. Ini kesalahan kita berdua dan kecerobohan yang berujung pada dampaknya terhadap kegiatan pembelajaran.

Kehidupan mereka yang pas-pasan semakin sulit karena ibunya sakit kanker sehingga gaji ayahnya banyak dikeluarkan untuk biaya berobat ibunya. Apabila memberi tahu masalah kehilangan sepatu ini kepada ayah dan ibu, maka hanya akan menambah beban untuk memikirkan hal itu.

Sebagai gambaran, selisih waktu antara selesainya kelas Mira dan masuknya kelas Deimas tidak banyak, sehingga diputuskan untuk saling bergantian memakai sepatu Deimas yang masih ada, dipakai Mira paginya, ketika pulang Deimas akan menanti di gang sempit dekat rumahnya untuk bergantian sepatu dan berlari sekuat tenaga ke sekolah agar tidak terlambat.

Kegiatan sekolah mereka pun makin terganggu dengan bergantiannya sepatu yang hanya ada satu namun dipakai oleh berdua. Hingga di suatu hari ketika Mira sedang berjalan melangkahkan kaki menuju rumahnya, ia tidak sengaja mendapati seorang anak yang tidak lain ternyata adalah adik kelasnya yang bersekolah di tempat yang sama dengan Mira.

Ia merasa penasaran sebab ia melihat anak itu seperti memakai sepatunya yang dikenakan oleh anak tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman Mira segera berupaya membuntuti seorang anak tersebut hingga tepat di depan sebuah rumah. Menariknya, anak itu ke sekolah memakai sepatu yang diyakini Mira sebagai sepatunya yang hilang. Hal itu yang membuatnya penasaran sekaligus curiga.

Lalu, bersamaan dengan Deimas didatanginya rumah anak tersebut. Mira yang awalnya sempat marah terbakar emosi karena sepatunya dipakai orang lain dan berpikir jangan-jangan anak itu sebagai pelaku atas pencurian sepatu miliknya saat berada di pasar waktu itu, seketika mendadak tidak jadi marah dengan anak tersebut. Betapa terkejutnya saat melihat, karena ia nampak secara langsung anak itu lebih sulit kehidupannya dibandingkan ia dan Deimas, apalagi mendapati anak itu sedang membawa dagangan asongan untuk segera berjualan meski baru pulang sekolah. Ditambah, memiliki seorang ayah yang hidup dalam kondisi buta.

Alhasil, Mira pun mencoba ikhlas melepas sepatunya tersebut kepada orang lain.

"Tidak apa apa Mira, Allah pasti akan mengganti ini semua lebih baik dan kakak akan berusaha mendapat sepatu yang diinginkan kamu" ujar Deimas menenangkan Mira yang sedang sedih melihat kejadian itu.

"Iya kak, amin. Ini jadi pelajaran semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik lagi" sahut Mira mendoakan yang terbaik bagi mereka kedepannya.
——
Malam Jum'at di masjid.....
Malam ini ada sebuah pengajian di masjid yang tidak jauh dari rumah ayah, Deimas dan Mira. Ayah sudah terlebih dahulu berangkat menuju masjid sebab ayah yang juga menjadi seorang marbot masjid harus mempersiapkan semuanya agar pengajian ini berjalan lancar.

Sedangkan Deimas dan Mira berangkat terakhir sesudah ayahnya menuju masjid dekat rumah tadi. Ada satu ketika sesudah semuanya mempersiapkan untuk pengajian, ayah lupa dirinya sendiri belum membuat teh untuknya. Saat itupun Mira berinisiatif segera membuatkan teh untuk ayahnya.

Hal ini sebenarnya mengajarkan kepada anak-anaknya agar tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Ini terjadi ketika ayah bersama Deimas dan Mira membantu memecah gumpalan gula yang nantinya akan digunakan untuk minum para jamaah pengajian di masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun