Mohon tunggu...
Bagas Adi Saputra
Bagas Adi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi STAK-AW Pontianak

hobi membaca dan bicara dengan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Masih Terlalu Kecil

27 Februari 2024   22:29 Diperbarui: 27 Februari 2024   22:39 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mau kemana?" tanya ibuku

Ayah tidak menjawab dan langsung bergegas menuju ke arah yang sama seperti empat orang barusan. Ketika ayahku sudah cukup jauh berjalan aku menyusul dari belakang, karena ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Melihat ayah pergi menyusul orang-orang tadi, aku cepat menghampiri pondok kami, berteduh, akhir-akhir ini cuaca sangat panas, ya, membakar sampai ke tulangku rasanya. Tak lama ibu menghampiriku, membawa benih di dalam wadah.

"Panas, Bu." Aku kembali mengeluh, dan ibu hanya tersenyum.

Dari kejauhan kami melihat ayah menghampiri orang-orang tadi, ya, orang-orang tadi pergi menuju asap hasil bakaran ladang om Nara. Entah apa yang mereka inginkan pergi ke sana. Karena aku sangat ingin tahu, aku beranjak dari pondok kami, bergerak dan menyusul ayahku yang juga ada di sana.

Ketika aku berdiri dan akan berjalan, ibu menarik bajuku. Ia berucap "jangan, Guh" ibu memperingati. "bukan urusanmu, kamu masih terlalu kecil".

Tetapi, aku tetap berlari. Menuju ke ladang om Nara, tempat orang-orang tadi dan ayahku pergi.

**

 Ketika aku sudah dekat dengan ladang om Nara, aku berhenti, bersembunyi di balik pohon rindang di tengah ladang yang tak jauh dari ladang om Nara. Dari pohon itu aku sudah cukup untuk mendengar dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"aduh pak, kenapa masih bakar ladang?" tanya salah satu dari orang-orang tadi.

"ya namanya juga orang kampung pak, kalo tidak dibakar bagaimana kami menanam padi?" om Nara menjawab dengan pasrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun