Mohon tunggu...
Bagas Pamungkas
Bagas Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, institut Agama Islam Negeri Parepare

Hobby olahraga dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Toleransi dan Moderasi Beragama Melalui Ramadhan

7 Januari 2025   16:25 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:33 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  • Tuntutan Konsumerisme: Di beberapa tempat, bulan Ramadan seringkali diiringi dengan budaya konsumtif, seperti pesta buka puasa besar-besaran, yang justru bertentangan dengan semangat kesederhanaan. Hal ini dapat mengalihkan fokus dari tujuan utama Ramadan, yaitu meningkatkan spiritualitas dan kepedulian sosial.
  • Ketegangan Antar-Komunitas: Di beberapa daerah, ada kelompok yang kurang memahami perlunya menghormati umat agama lain dalam menjalani ibadah Ramadan, sehingga muncul gesekan sosial. Penting untuk membangun kesadaran bahwa toleransi adalah kunci untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama.
  • Praktik Ritual yang Berlebihan: Beberapa individu terkadang lebih fokus pada kegiatan ritual tertentu, sehingga mengabaikan makna spiritual dan sosial Ramadan itu sendiri. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman yang lebih dalam tentang esensi Ramadan sebagai waktu untuk introspeksi dan perbaikan diri.

 

Namun, terdapat tantangan dalam memahami dan mengimplementasikan moderasi Islam dengan tepat. Pemahaman  agama yang sempit,  penafsiran  yang  beragam,  dan  politisasi  agama  sering  kali  menjadi penghalang  bagi  upaya  moderasi  dan  pemahaman  Islam  yang  holistik.  Oleh karena  itu,  dibutuhkan  pendekatan  yang  komprehensif  dan  interdisipliner untuk mengatasi tantangan ini dan memperkuat pemahaman moderasi Islam.[6]

            3. Moderasi dalam Menyikapi Isu Ramadan

Ada  tiga  alasan  utama  moderasi  beragama perlu  diutamakan.  Pertama,  bagi bangsa Indonesia, keberagaman diyakini   sebagai   takdir.   Dengan   kenyataan   itu,   dapat dibayangkan  betapa  beragamnya  pendapat,  pandangan,  keyakinan  dan  kepentingan warga bangsa, termasuk dalam beragama. Kedua, esensi kehadiran agama adalah untuk menjaga martabat manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan, termasuk untuk tidak menghilangkan nyawa. Agama diyakini sebagai pembawa misi damai dan keselamatan. Ketiga,   kebijakan   moderasi   beragama   merupakan   strategi   kebudayaan   dengan pendekatan  lunak  (soft  approach)  untuk  merawat  kebhinekaan  dan  menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.[7]

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, umat Islam perlu mengambil langkah moderat, seperti:

 

  • Mengutamakan Kesederhanaan: Memahami bahwa Ramadan adalah waktu untuk meningkatkan spiritualitas, bukan konsumsi. Kesederhanaan dalam beribadah dan berbagi dapat menciptakan suasana yang lebih damai dan harmonis.
  • Meningkatkan Dialog Antaragama: Mendorong dialog dengan komunitas lain untuk saling menghormati dan memahami, sehingga Ramadan dapat menciptakan suasana damai dalam masyarakat yang beragam. Dialog ini dapat membuka jalan untuk kolaborasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi semua pihak.
  • Menghayati Esensi Ramadan: Menjadikan Ramadan sebagai momen untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW yang penuh dengan kasih sayang, toleransi, dan keadilan. Dengan meneladani sikap-sikap tersebut, umat Islam dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
  • Pendidikan Nilai Ramadan: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai Ramadan dalam membangun harmoni sosial dan mengurangi kesalahpahaman antar kelompok. Pendidikan ini dapat dilakukan melalui berbagai media, termasuk seminar, diskusi, dan kegiatan sosial.

 

KESIMPULAN

 

Ramadan bukan hanya sekadar bulan untuk menjalankan ibadah, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat moderasi beragama. Dengan menjunjung tinggi nilai toleransi, solidaritas, dan kesederhanaan, Ramadan dapat menjadi inspirasi bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai. Bulan ini mengajarkan kita untuk memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia, sekaligus menjadi pengingat bahwa sikap moderat dan seimbang adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang tenteram dan bermakna. Melalui Ramadan, kita diingatkan akan penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun