Nasib
Karakter yang kita miliki akan dirasakan dan dinilai oleh orang lain yang berinteraksi dengan kita. Dalam interaksi tersebut, mungkin ada karakter kita yang disukai atau sebaliknya. Karena selera dan kebutuhan orang juga berbeda-beda, maka itu berdampak pada nasib kita. Apakah kita diterima atau malah dikucilkan dan tak dianggap keberadaannya.Â
Sama halnya saat berbisnis. Dalam bisnis kita dilihat dan dinilai oleh rekan bisnis kita dari segi karakter dan kemampuan. Apabila karakter kita cocok dengan mereka, maka nasib bisnis kita akan lancar. Â Begitu pula sebaliknya.
Namanya juga nasib, pasti juga berubah-ubah keadaannya. Kadang posisi kita di atas, kadang juga terpuruk di bawah. Hal tersebut akan memengaruhi pola pikir kita. Pola pikir kita akan diuji, apakah tetap belajar dan tak puas diri ketika di atas? Ketika di bawah, apakah mampu bertahan dan memperbaiki agar bangkit lagi?Â
POLA PIKIR tersebut akan menciptakan SIKAP apa yang diambil. Lalu sikap itu diterjemahkan dalam bentuk TINDAKAN. Tindakan yang berulang-ulang akan menciptakan KEBIASAAN. Kebiasaan yang sudah terlatih akan menciptakan KARAKTER dan menentukan NASIB.Â
Mata Rantai perubahan itu terus berputar. Hanya orang yang adaptif yang mampu bertahan untuk terus maju dan tak gentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H