China ingin memimpin Dunia. Poros tunggal Jakarta-Wasington pada masa orde baru, telah mengantarkan bangsa ini pada stagnanisasi pembangunan, mulai dari Ekonomi yang disandera oleh IMF dan World Bank, juga ter-dikti-nya perekonomian bangsa ini melalui MNC (Multy National Corporation) yang menguasai sektor-sektor strategis seperti sumber daya mineral; minyak, batu bara, Industri-industri Manufaktur yang seharusnya bisa diproduksi dan dikelola oleh bangsa kita sendiri, seperti urusan sabun saja kita harus beli kepada orang Asing.Â
Dan hal tersebut berlangsung hingga saat ini, karena kita tersandera oleh aturan-aturan hukum yang telah disepakati oleh pejabat-pejabat masa lalu yang tega menggadaikan nasib bangsanya sendiri untuk nafsu keserakahannya. Akibatnya apa?, kita miskin di atas tanah yang penuh dengan Emas, Kita Lapar di Tanah pusaka dimana "tongkat saja menjadi tanaman".
Dalam masa jabatannya yang singkat Gusdur berusaha menyadarkan kita sebagai bangsa, diantaranya, menyadarkan kita soal "laut adalah masa depan kita", Gusdur menggerakkan fikiran kita, supaya badan kita berbalik ke laut dan tidak membelakanginya, kejayaan Laut adalah kejayaan Nusantara, Jika "Jalasveva Jayamahe" maka daratan akan mengikutinya, karena wilayah NKRI terbesar adalah laut.Â
Karena itulah, selain pembentukan departemen Eksplorasi Laut tahun 1999 yang menjadi cikal bakal kementerian kelautan dan perikanan saat ini (Kompas.com 02/01/2010).Â
Selain itu, Di Era Gusdur panglima TNI diserahkan kepada Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto (26 Oktober 1999 -- 7 Juni 2002), yang pada saat itu hanya di pimpin oleh para Jenderal sejak TNI ada, yang bisa kita maknai, gusdur sangat ingin kita berjaya di laut, walaupun bukan berarti dengan dipimpin oleh Jenderal di Laut kita tidak akan jaya, namun Gusdur mencoba menyegarkan kembali pikiran bangsa ini yang pada saat itu stagnan.
Lalu bagaimana dengan pak Jo, seberapa Cinta rakyatnya kepada dia?, tentu hal ini belum bisa dinilai saat ini, semua itu akan dibuktikan oleh sejarah itu sendiri, apakah Jokowi menjadi pemimpin yang benar-benar di cintai oleh rakyatnya.Â
Saat ini kita hanya bisa melihat, bagaimana sosok presiden yang ke-7 ini banyak disukai oleh rakyatnya, seperti menyemutnya orang-orang saat dia kunjungan kerja dimanapun dia berada, di luar negeri, di desa, di mall, di pasar, Jokowi seolah menjadi pengobat kerinduan bangsa ini, pada sosok-sosok negarawan yang santun, rendah hati, pekerja keras, kharismatik dan patriotik.Â
Walaupun tidak sedikit juga orang-orang yang memandang sebelah mata kepada Jokowi. Satu hal yang membuat saya takjub pada Jokowi adalah, Jokowi merupakan sosok yang bisa mengalahkan dirinya sendiri dan Anti Mainstream, hal tersebut jarang ditemui pada orang sekelas presiden dan orang yang berkuasa.Â
Salah satu Contohnya, kamu mesti ingat, bagaimana Jokowi mengunjungi Prabowo, di tengah isu penistaan Agama, kalau bukan orang yang memiliki tingkat emosional yang baik, bagaimana mungkin dia akan mengunjungi rival politiknya untuk mendamaikan suasana, sekelas agamawan pun belum tentu bisa. Paham?. Tidak banyak orang yang bisa mengalahkan dirinya sendiri, karena tersandera "harga diri", gengsi dan kesombongan pribadi.
Lalu bagaimana progresivitas pembangunan di Era Jokowi?, tentu semua tahu, dalam era pemerintahan Jokowi-JK kita melihat ada percepatan pembangunan, khusunya dalam hal infrastuktur.Â
Pembangunan transportasi yang terintegrasi darat, laut, udara seperti pembangunan trans sumatra, trans papua menjadi bukti Jokowi ingin memberikan rasa keadilan kepada seluruh bangsa ini, dimana pembangunan selama ini hanya tersentral di Jawa. Apa yang kamu pikirkan ketika masih ada 3000 desa di papua yang belum teraliri listrik?