Remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja ini dianggap penting karena mereka akan belajar dan mendapatkan berbagai macam pengalaman yang menantang dan menarik, yang mana untuk bekal mereka di masa depan kelak.Â
Akan tetapi masa remaja juga merupakan masa yang mengancam, yaitu dalam bergaul dengan lingkungannya apabila mereka salah dalam bergaul maka mereka akan terjerumus pada keburukan.Â
Sehigga timbullah karakter yang kurang baik karena faktor lingkungannya itu sendiri. Dan kenakalan remaja itu terjadi karena adanya problematik yang dialami.
Menurut Papalia (2009) menyatakan nahwa masa remaja merupakan peralihan masa perkembangan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif dan psikososial.
Pada saat ini masa pubertas terjadi lebih cepat dan masa dewasa terjadi lebih lambat. Karena disebabkan masa remaja ini masa peralihan yang memiliki resiko, dimana sebagian remaja mengalami berbagai masalah dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi secara bersamaan dan membutuhkan bantuan dalam mengatasi bahaya saat menjalani masa ini.Â
Problematika remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah berdasarkan karakteristik pemikiran remaja yang belum matang.
Contoh kenakalan remaja yang kerap terjadi akhir ini-ini benar-benar memprihatinkan, diantaranya adalah:
Penyalahgunaan narkoba
Melakukan pembegalan di pertokoan dengan anggota kelompok sesama remaja
Membrontak kedua orang tua hingga membunuh orang tua karena tidak dituruti keinginannya.
Dengan begitu dalam hal ini sosok guru BK sangat penting. Sesuai dengan peraturan pemerintah yang baru bahwa layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan oleh guru BK duna untuk membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya.Â
Bimbingan dan konseling ini mempunyai prinsip yaitu; diperuntukkan untuk seluruh peserta didik dan tidak didiskriminatif, sebagai proses individual, dan menekankan nilai-nilai positif.Â
Sesuai dengan prinsip tersebut maka guru BK diharapkan agar dapat membantu dalam mengatasi problematika dan kenakalan remaja dalam empat komponen program BK diantaranya adalah; layanan dasar, perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem.
Layanan dasar.
Dalam lampiran pemendikbud  Nomor 111 (2014:8) dijelaskan bahwa layanan dasar diartikan: Sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).
Dalam lampiran pemendikbud nomor 111 (2014:8) dijelaskan bahwa tujuan layanan dasar adalah "membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal".
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa atau konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangan dan tercapainya kemandirian dalam kehidupannya.
Pelayanan responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada konseli yang sedang menghadapi suatu masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, supaya konseli/peserta didik tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
Tujuan dari layanan responsif adalah membantu pesrta didik yang sedang mengalami masalah tertentu menyangkut yanng menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.Â
Dan bantuan yang diberikan bersifat segera, Â karena dikhawatirkan bisa menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ketingkat yang lebih serius.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah.
Layanan peminatan dan perencanaan individual
Dalam lampiran pemendikbud  Nomor 111 (2014:9) dijelaskan bahwa pengertian peminatan yaitu: Program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat atau kemampuan peserta didik dengan orientas pemusatan, perluasan, dan pendalaman mata pelajaran atau muatan kejuruan.
Dalam lampiran pemendikbud  Nomor 111 (2014:9) dijelaskan bahwa pengertian pernecanan individual adalah: Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik agar maampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Tujuan layanan peminatan dan perencanaan individual secara umum yaitu bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan meliputi; (a) pemberian informasi program pemintan; (a) melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengmpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan penetapan peminatan peserta didik); (c) layanan lintas minat; (d) layanan pendalaman minat; (e) layanan pindah minat; (f) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, (g) pengembangan dan penyaluran; (h) evaluasi dan tindak lanjut.
Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus tersebut mencakup pengembangan aspek: (1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif, (3) belajar yaitu tercapainya efisien dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan peminatan konseli secara tepat, dan (4) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.
Dukungan sistem
Dukungan sistem merupakan kegiatan manajemen yang membangun, memelihara dan memperkuat program bimbingan dan konseling di sekolah, termasuk program pengembangan profesional, hubungan staf dengan masyarakat, komite penasihat, jangkauan masyarakat, manajemen program, penelitian dan pengembangan.
Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan efesiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Fokus pengembangan dukungan sistem menyangkut guru bimbingan dan konseling atau konselor yang meliputi:
1. Konsultasi
2. Menyelenggarakan program kerja sama
3. Berpartisipasi dalam merencanakan dan  melaksanakan kegiatan satuan pendidikan
4. Melakukan penelitian dan pengembangan.
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
Refrensi :
Ulul Azam 2016, Bimbingan dan konseling perkembangan di sekolah teori dan praktik, Yogyakarta: deepublish.
Konselingelina.wordpress.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI