Pertunjukan itu cukup sederhana. Â Diawali dengan TSI Taura. Dia seperti menyapa penonton dengan berakting seolah-olah belum dalam kamera FB yang sudah on air. Â Lalu meluncurlah puisi terbarunya, Â Belukar Rindu yang kemudian tanpa jeda dilanjutkan dengan Ibrahim Harahap dengan tiga puisi.Â
Pembacaan itu diringingi musik apik. Di dinding belakang tampak gambar gambar hidup seperti hutan terbakar dan pasien-pasien covid19. Sepertinya ada korelasi interaksi tekstual antara teks-teks puisi dengan gambar hidup tersebut.
Jika digarap rada lebih serius sedikit lagi, pertunjukan puisi itu bisa lebih hikmat dan tidak mengalami distorsi panggung yang menghilangkan ekspresi wajah pembaca saat tampil. Tetapi ada juga bagian-bagian adegan yang menarik, seperti musik tepuk tangan saat Agus Susilo melantunkan kata "tak" pada puisi Tak DatangÂ
Lagi, yang kemudian dijalin dengan teaterikal pada puisi Rumah Kesendirian dan Wajah Seribu Bayang. Lalu pembaca memukul-mukul tubuhnya dengan gerakan-gerakan teaterikal. Adegan itu sangat atraktif dan mencerahkan. Â Sepertinya ada nuansa Aceh dalam pembacaan tersebut.
Penyair Tsi Taura dan Ibra membaca dengan diksi yang sedemikian apik. Mereka punya ciri khas masing-masing. Tsi Taura membaca tiga puisi
yakni, Belukar Rindu, Ibuku Takbirku dan Daun-Daun Berguguran. Sedangkan Ibrahim Harahap atau Ibra, juga membaca 3 puisi berjudul, Nyanyian Asap, Duka Palu, Sigi dan Donggala dan Rumah Atok.
Kita berharap Studio Kosambi tidak berhenti pada titik-titik geliat kebudayaan yang kondisinya sedang "sakit" ini. Tetapi menjadi gerakan kebudayaan yang terus mencari titik-tili cahaya sehingga nantinya Studio Kosambi menjadi studio dimana para penggiat kesenian dapat menyalurkan aspirasinya, berkarya dengan leluasa dan nyaman. Dan tidak sekedar ada.
"Harapan dari Studio Kosambi ini adalah terciptanya ruang presentasi karya, dokumentasi dan pengarsipan serta workshop karya-karya seni pertunjukan berbasis karya-karya sastra," jelas Tsi Taura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H