Aku sedang berkelana menjelajahi ruang-ruang malam ditemani secercah cahaya sang bintang
Aku sedang berjalan menyusuri sisi-sisi langit disertai redupnya cahaya rembulan
Aku sedang terbang melintasi celah-celah kegelapan batas cakrawala
Aku ingin menemuimu..memelukmu..menciumu..dan membawamu menemui takdir
Aku memang lelaki bodoh yang tak pernah mengucap cinta
Aku memang lelaki pecundang yang enggan mengucapkan sayang
Sekarang..
aku telah terjatuh, jatuh dalam bayangan dirimu, jatuh dalam senyumanmu
Andaikan kamu mengerti, aku tak dapat berjalan dikegelapan ini, aku tak dapat menahan kehampaan ini, aku tak dapat menjalani rasa ini..rasa ingin memilikimu
Sekarang..
Aku terjebak oleh symphoni kerinduan
Aku terperangkap oleh nyanyian cinta
Aku terjerat oleh nada-nada kasih sayang
Dan aku terpedaya oleh syair-syair asmara
Angin..
Tolong bisikan padanya melalui harumnya buga mawar tentang asa
Malam ..
Tolong sampaikan padanya melalui mimpi-mimpi tentang rasa
Aku kira aku sudah berhenti berharap tentang rindu
Aku kira aku sudah tak punya hasrat lagi untuk cinta
Dan aku salah..
Kini aku yang terkurung dalam ruang rindu
Kini aku yang terpenjara dalam jeruji cinta
Sampai saatnya tiba..
Akan kunantikan waktu dimana kamu datang dengan senyuman
Akan kutunggu hari dimana kamu menghampiri dengan kehangatan
Akan kuberikan bunga mawar ini padamu sebagai pengganti kerinduan
Akan kukalungkan rangkaian melati ini padamu sebagai tanda kebenaran cinta
Aku yang merindukanmu dan aku yang mencintaimu..
(“Aku Yang Merindukanmu”. Jakarta 14 Juli 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H