Mohon tunggu...
Backstage Art
Backstage Art Mohon Tunggu... Mahasiswa - Backstage. Analyst. Journalist.

Backstage. Analyst. Journalist.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lagu Kontroversial yang Mengecam Big Pharma, Korupsi, Genosida, dan Manipulasi Budaya Pop: New Single Karmageddon oleh Iyah May

24 Desember 2024   12:47 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik, Korporasi, dan Genosida: Kritik yang Berani
Bagian paling tajam dalam lagu ini muncul ketika IYAH MAY menyoroti keterkaitan antara politik dan keserakahan korporasi
:  


"Corporations swear they never lie  
Politicians bribed for life  
More than war it's genocide  
This is Karmageddon"*
 

Sumber: Instagram (@iyahmayhem )Link: https://www.instagram.com/reel/DDPgEb4yX-6/ 
Sumber: Instagram (@iyahmayhem )Link: https://www.instagram.com/reel/DDPgEb4yX-6/ 

Lirik ini secara langsung menghubungkan kepentingan korporasi dengan korupsi politik, mengungkap bagaimana keduanya berkontribusi menciptakan sistem yang menguntungkan dari kehancuran. Penggunaan kata "genosida" oleh IYAH MAY menunjukkan kerugian sistemik yang lebih luas akibat struktur kekuasaan ini, yang tidak hanya menyebabkan perang, tetapi juga penghancuran perlahan melalui ketimpangan, eksploitasi, dan kerusakan lingkungan.

Kontroversi Memanas: IYAH MAY Teguh pada Prinsipnya
Kontroversi terkait *"Karmageddon"* telah mulai memanas. Setelah lagu ini dirilis, manajer IYAH MAY memutus kontrak kerja sama karena tidak sepakat dengan lirik lagu tersebut. Namun, artis yang dikenal dengan kemandiriannya ini menolak untuk melunakkan pesannya.  

Dokter dan Artis: Perspektif Unik IYAH MAY
Yang membedakan IYAH MAY dari banyak artis lainnya adalah latar belakang uniknya sebagai penulis lagu sekaligus dokter. Dibesarkan di desa hutan hujan di Far North Queensland, Australia, IYAH MAY membawa warisan budaya Belanda, Pasifik, dan Filipina ke dalam musiknya. Kariernya sebagai mahasiswa kedokteran, yang dimulai saat meneliti HIV di New York, memberinya perspektif unik dalam melihat isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Kombinasi profesi sebagai dokter dan artis memungkinkan IYAH MAY berbicara dengan otoritas tentang isu-isu seperti manipulasi kesehatan oleh Big Pharma dan korupsi moral elit global.

Respons Viral: Karmageddon Jadi Seruan bagi Pencari Kebenaran
Setelah perilisannya, Karmageddon langsung menjadi topik perbincangan hangat di media sosial, terutama di Instagram. Lagu ini disambut dengan antusias oleh komunitas pencari kebenaran (Truth Seekers) yang merasa lagu ini mewakili suara mereka. Dengan lebih dari 4.000 komentar pada unggahan viral terkait lagu ini, pesan dalam Karmageddon tampaknya telah menemukan tempat di hati banyak orang.

Para pendengar memuji keberanian IYAH MAY dalam menyuarakan isu-isu sensitif yang sering diabaikan oleh industri musik mainstream. Beberapa komentar menyebut lagu ini sebagai "wake-up call" atau seruan untuk membangunkan kesadaran, sementara yang lain mengapresiasi bagaimana liriknya secara lugas dan tajam mengungkap realitas yang tidak banyak dibicarakan.

Direspons oleh Artis dari Indonesia: Octavia Dingss
Keberanian dan pesan mendalam dari Karmageddon tidak hanya mendapat apresiasi dari para pendengar, tetapi juga menarik perhatian artis internasional, termasuk dari Indonesia. Octavia Dingss, artis dan figur publik yang dikenal dengan kepeduliannya terhadap isu spiritual dan sosial, turut memberikan komentarnya pada unggahan Instagram terkait lagu ini:

"Thanks for your contribution the law of Karma is eternal!"
Komentar Octavia Dingss ini mendapat sorotan besar dari penggemar, yang melihatnya sebagai dukungan kuat terhadap pesan yang dibawa oleh Karmageddon. Respons tersebut memperkuat narasi bahwa hukum karma dan kebenaran adalah hal yang abadi, sesuai dengan tema besar lagu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun