New Single Karmageddon oleh Iyah May: Lagu Kontroversial yang Mengecam Big Pharma, Korupsi, Genosida, dan Manipulasi Budaya Pop.
IYAH MAYÂ dan Lagu Kontroversial 'Karmageddon': Kritik Berani terhadap Big Pharma, Genosida, dan Manipulasi Budaya Pop
Single terbaru dari IYAH MAY yang berjudul *"Karmageddon"* merupakan komentar tajam dan penuh kontroversi tentang korupsi dan kekacauan di dunia saat ini. Lagu ini dengan lantang membahas berbagai isu sosial, mulai dari keserakahan Big Pharma selama pandemi hingga budaya cancel culture dan sisi gelap di balik Hollywood, dunia Entertaintment dan budaya pop. Dengan lirik tanpa kompromi dan sikap yang tak gentar, IYAH MAY menghadirkan lagu yang menolak menghindari kebenaran yang tidak nyaman, membuka ruang diskusi penting tentang kondisi dunia kita.
Mengungkap Realitas Paling Mengkhawatirkan dalam Masyarakat
"Karmageddon" tidak ragu mengajak pendengar untuk menghadapi perpecahan politik dan sosial yang melanda masyarakat modern. Lagu ini mengkritik segala hal, mulai dari manipulasi media, keserakahan korporasi, hingga pengaruh budaya selebriti yang merusak. IYAH MAY menggambarkan lagu ini sebagai "kritik tajam" terhadap dunia yang terobsesi dengan keuntungan, polarisasi, dan budaya perpecahan yang semakin mendominasi.
Sebagian energi mentah dari lagu ini tertuang dalam lirik provokatifnya: Â
"Gender, guns, religion and abortion rights Â
You better pick a tribe and hate the other side Â
Keep scrolling Â
But did you see Taylor live? Â
Man-made virus watch the millions die Â
Biggest profit of their lives Â
Here's inflation that's your prize Â
This is Karmageddon"
Lirik ini mengkritik tajam polarisasi dalam masyarakat, di mana isu-isu seperti gender, senjata, dan hak aborsi digunakan untuk memecah belah orang. IYAH MAY secara sarkastik mempertanyakan bagaimana masyarakat dengan mudah teralihkan oleh hal-hal sepele seperti pertunjukan selebriti---*"Did you see Taylor live?"*---sementara isu-isu mendesak, seperti dampak virus buatan manusia, diabaikan. Referensi tentang keuntungan besar Big Pharma selama pandemi memperkuat kritik terhadap peran sistem kesehatan dalam memperburuk krisis sosial demi keuntungan finansial.
Lagu ini juga menggarisbawahi dampak inflasi yang menghancurkan kehidupan masyarakat sehari-hari, menggambarkannya sebagai "hadiah" untuk mereka yang berada di puncak kekuasaan.
Melawan Cancel Culture dan Kebohongan Media
Lagu ini tidak berhenti pada Big Pharma; kritiknya juga meluas ke budaya cancel culture dan kebohongan media:Â Â
"Turn on the news and eat their lies Â
Kim or Kanye pick a side Â
Cancel culture what a vibe Â
This is Karmageddon"
Melalui lirik ini, IYAH MAY mencerminkan bagaimana masyarakat terus disodori informasi palsu dan dipaksa memilih sisi berdasarkan perpecahan superfisial. Referensi terhadap selebriti seperti Kim atau Kanye menunjukkan bagaimana distraksi semacam itu mengalihkan perhatian publik dari isu-isu yang lebih penting, sementara cancel culture disebutkan sebagai alat untuk membungkam suara-suara yang berbeda pendapat.