"Siomay itu aku bagi-bagikan gratis, itung-itung buang sial," bisik Iyus di telinga isterinya. Â
Iyus bosan jadi orang miskin. Â Ini saatnya mengubah nasib. Â Ia menunjukkan selembar kertas dan juga lembar pengumuman pemenang lotere. Â Nomor pemenangnya sama persis dengan nomor kupon lotere milik Iyus.
Isterinya langsung melompat kegirangan. Â Mereka tertawa lepas. Â Beban dipundak mereka terasa telah diangkat. Â Hidup seketika menjadi lebih indah. Â Setelah suasana tenang kembali, mereka melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti.
"Kapan Mas uangkan hadiah lotere itu?Â
"Besok pagi, Dik."
Besoknya mereka berjanji untuk meninggalkan semua barang-barang yang ada. Â Rumah gubuk liar mereka pun turut dibakar. Â Tetangga yang melihatnya jadi keheranan. Â Bangunan gubuk kecil itu memang berada jauh dari gubuk lainnya. Â Sehingga hanya membakar gubuk Iyus saja.
"Mengapa kamu bakar gubukmu, Yus?" tanya seorang tetangga keheran.
"Buang sial!" teriak Iyus puas.
Gubuk itu hangus jadi puing dan abu.
Isterinya juga tersenyum puas. Â Tak ada lagi hidup susah dan banyak nyamuk.
"Mas, kupon loterenya ada sama Mas 'kan?"