Wah, malam itu rasanya menjadi malam paling panjang dalam hidup saya. Waktu teras berjalan lamban seperti menyaksikan slow motion movie. Untungnya saat itu saya sudah mengajukan cuti kepada atasan selama satu minggu. Alasannya, untuk menemani sang isteri yang hendak melahirkan.
Benar saja, anak saya mungkin menunggu Papanya pulang dari Tangerang baru mau keluar. Menjelang pukul 21.00, lahir putera tercinta kami. It’s a boy. Perasaan luar bisa berkecamuk dalam hati . Perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Putera kami diberi nama Adhi yang artinya pertama, utama atau unggul.
“Tidak ada rasanya, A. Kok rasanya seperti makan orang sakit saja. Belikan Hokben dong, A.”
Ha..ha…ha… Hokben lagi, Hokben lagi.
“Tapi sebentar, Aa tanya dokternya dulu. Boleh tidak kalau baru melahirkan makan Hokben?”
Saat kunjungan dokter, saya tanyakan hal tersebut. Ternyata dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (SpOG) membolehkan.
“Dokter juga mau Dok? Nanti sekalian saya pesankan.”
“Tidak usah. Saya sudah makan kok.”
Tak terasa Adhi mulai tumbuh jadi anak yang sehat. Sejak ia mulai bisa makanan padat, kami sudah mengenalkan Hokben.
“Ini nih Adhi, makanan kesukaan Mamah waktu Adhi masih di perut Mamah.”