Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Malam "ELTA Alumni Dinner", Kedinginan yang Bermakna

3 Juli 2019   16:39 Diperbarui: 3 Juli 2019   16:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama rekan-rekan alumni ELTA I (2011) dan tim AAS dan IALF Denpasar (Foto: Dok. Ist)

Seperti kebanyakan acara yang diselenggarakan AAS tak banyak basa-basi. Segala segala sesuatu berjalan to the point. Begitupun sambutan Miss Tutik. Tak banyak disampaikannya selain memaparkan kondisi Alumni ELTA dan tujuan kegiatan tersebut. Apa tujuannya? Ya, kumpul-kumpul, update data alumni dan tentu saja dinner. 

Budi yang duduk di sebelah kiri saya bercanda, "Kita datang hanya makan-makan dan isi kuisioner doang." Sahut saya, "Benar, bro." Kami berdua kontan tertawa di antara gemuruh suara alumni yang sedang bercakap dengan sesamanya.

Tentu saya dan Budi sudah paham. Kegiatan yang diselengarakan AAS bukan baru sekali diikuti. Kami mengikuti sekian kali entah di Bali atau di Kupang. Ini hanya guyonan malam yang melupakan sejenaknya dinginnya kota Kupang.

Usai pengantar ibu Tutiek, peserta bergerak ke kanan beranda dan menikmati makanan yang telah tersedia. Saya, Mikzon, Yanto, Budi jalan beriringan menuju meja hidangan tapi setelah ambil makan saya tidak kembali ke meja awal. Saya memilih meja yang dekat dengan meja hidangan yang sudah ditempati Cun, Yan dan orang lainnya. Ana menyusul dan bergabung dengan kami.

Cun langsung memperkenalkan pria berkaca mata kepada saya.

"Beliau dosen Unhas, saat ini datang masuk tim JST Elta di Kupang."

Pria kacamata kemudian saya tahu namanya Pak Sudirman, alumni AAS juga.

Raut wajahnya cool, ternyata ramah dan banyak bicara yang senantiasa dibarengi senyum.

Di meja bundar itu kami mempercakapkan banyak hal seputar program beasiswa. Saya tak banyak berbicara dan memilih menjadi pendengar yang pasif (tak bertanya). Rekan-rekan semeja aktif bertanya. Mereka pula yang memungkinkan percakapan semalam menjadi panjang.

Sebuah pertanyaan seorang teman semeja 'memacing' diskusi menjadi menarik dan alot. Lebih kurang pertanyaan, bagaimana kiat sukses lolos seleksi beasiswa?

Ia menjelaskan bahwa secara prinsip semua beasiswa sama. Entah itu AAS, LPDP atau lainnya. Semuanya berkaitan dengan "masa lalu", "masa kini", dan "masa depan". Masa lalu berupa latar belakang pendidikan dan pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun