Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Moka! Moka! Moka! Menelanjangi Pembaca

8 April 2019   07:35 Diperbarui: 8 April 2019   08:11 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moka!Moka!Moka! sedang ditangan pembaca (Foto: Arnika Julistia )

Lantas, dengan menulis resensi ini tak bermaksud untuk memposisikan diri saya, apakah sebagai seorang teman, kawan, atau sahabat bagi seorang Budiyanto? Saya sulit mendefenisikan hubungan atau relasi saya dengan Budi. 

Apakah saya seorang teman, kawan atau sahabat? Tetapi yang pasti, kami memiliki passion yang sama, yakni menulis. Saling menginpirasi. Meskipun jam terbang saya masih di bawahnya, tentu saya berbangga karena kami masih bisa saling berbagi.

 Buku ini berpesan kepada pembaca. Bangunlah relasi sosial dengan siapa saja. Biarlah waktu yang akan menjawabnya. Apakah relasi sosial Anda sebagai bentuk pertemanan, perkawanan atau persahabatan? Karena siapapun diri anda, dalam strata sosial manapun diri anda, anda pasti memerlukan orang lain -- entah sebagai teman, kawan atau sahabat. Bukankah itu hakikatnya anda sebagai makhkluk sosial.

Iin, sahabat Budi, secara ekonomi dibilang mapan bila didamping dengan Budi yang kere dan kerempengan kala itu. Maaf loh, Bud. He he he. Apalah artinya semua itu bila ia hidup menyepi di tengah keramaian. Ia memerlukan kehadiran orang lain sebagai sahabat. Orang yang rela mendengar tanpa berbicara sepatah kata pun. Orang yang sabar mengikuti maunya tetapi tetap memberi jalan keluar dari persoalan hidupnya.

Orang memerlukan orang lain sebagai sahabat daripada sekedar seorang teman atau kawan. Seorang sahabat adalah hubungan dua orang dengan rasa kekasih. Karena itu,   kerap takut kehilangan satu sama lainnya bila sudah terjebak dalam perangkap persahabatan. Persahabatan itu abadi. Hingga bumi ini runtuh. Penulis dalam lembaran Tabik menulis.

"Betapa pun banyaknya kata-kata yang telah dituangkan dalam lembaran-lembaran aneh ini, ternyata itu tak cukup membayar berjuta makna soal dalamnya sebuah persahabatan. Buku ini boleh selesai dibaca, matahari boleh berhenti menyala, bumi boleh meledak dan hancur berkeping-keping, jarum jam boleh berhenti berputar, Amerika Serikat boleh menguasai dunia, Indonesia boleh bebas dari korupsi dan Isrofil boleh meniupkan seruling kiamat tetapi persahabatan tak akan bisa diputus oleh segala sesuatu yang mengerikan itu."

Mau tahu dimanakah posisi Anda, ya, segera miliki dan baca buku Moka!Moka!Moka! Sebuah Catatan Tentang Seorang Sahabat, karya Budiyanto Dwi Prasetyo ini. 

Selamat membaca! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun