Pertemuan kami di basement Gedung Sasando mengulang kisah kami di IALF Bali. Kebiasaan kami menyeruput kopi di kantin IALF sebelum memulai kelas. Â
Atau, meneguk kopi sore di teras kos sambil memandang sunset yang mengubah warna langit Denpasar seperti terbakar. Atau, meneguk kopi di beranda, sambil belajar IELTS bersama-sama.
Saat itulah, Budi tak pernah diam. Ia mengambil kamera dan mengabadaikan setiap momentum alam. Ada saja yang dipotret. Mulai sunset hingga bola embun yang bergulir di kelopak bunga.Â
Tanpa disadari dan diketahuinya, karya-karya fotografinya menjadi sumber inspirasi saya menulis puisi. Bunga di Taman, sebuah puisi yang terinspirasi dari foto sepohon mawar yang diambilnya di depan kamarnya.
BUNGA DI TAMAN
ada bunga di taman
kutatap setiap fajar tiba
tapi tak mampu kujamah
karena bukan yang kutanambunga itu indah mekarnya
rupawan dandanannya jelang fajar merekah
butiran embun taburi setiap kuntumnya
bagaikan mutiara berkilauan manjakan matabunga itu merah mudah warnanya
paduan rupa menawan dengan hijau daunnya
tanpa duri di dahannya gelorakan hasrat meraihnya
tapi itu tak mungkin karena bukan kupunyabunga itu segar biaskan embun meronakan pelangi di mata
alirkan energi hasrat untuk memandang berlama-lama
memacu langkahku untuk mendekat
tapi itu tak mungkin karena bukan yang kurawatbunga itu aromanya menggoda
alihkan mata tertuju padanya
hasrat untuk merengkuh lalu mendekapnya
tapi itu tidak mungkin karena bukan milikku juabunga itu cantik nian rupanya
dia hanya penghias angan ketika rinduku padanya tiba
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!