Masih ingat bagaimana netizen terbelah gegara pilihan berbeda pada pilpres 2019 lalu? Begitulan algoritma media sosial bekerja. Orang yang memilih Capres 01 selalu akan memperoleh kampanye, postingan dan berbagai tayangan yang ada kaitannya dengan Capres 01. Â
Begitu pun sebaliknya bagi pemilih Capres 02 selalu memperoleh informasi tentang capres 02. Begitu seterusnya. Media sosial di create tak hanya untuk kebutuhan sosialita tapi di desain untuk kepentingan dagang.
Kendalikan Diri
Pengetahuan dan pemahaman terhadap informasi akan berdampak pada sikap seseorang menerima berita yang tampil dalam media sosial. Oleh karena itu penting kiranya menyaring setiap informasi. Apakah informasi itu benar atau sekadar  hoax (berita bohong).
Banyak orang emosional hanya lantaran saling sindir di media sosial. Padahal belum tentu postingan itu ditujukan kepada kita. Ada juga keluarga yang ribut gegara pesan dalam messenger yang berasal dari akun antah berantah. Atau banyak pasangan yang tidak akur gegara maraknya cuplikan 'Layangan Putus'. Sungguh terlalu!
Agar media sosial tidak menjadi sumber malapetaka mari kita kendalikan diri kita untuk tidak mengunggah konten yang menimbulkan reaksi negatif bagi publik. Menahan jemari kita untuk tidak mengetik ungkapan provokatif, ujaran kebencian, atau mengolok olok. Bijaklah bermedsos, mari jaga hati jaga jari. (BSN)
Tulisan ini pernah terbit dalam buku "Berinternet Sehat dan Bijak"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI