Munculnya fenomena -hasil panen tomat, bawang, mentimun dan produk bahan pangan segar lainnya dilempar oleh petani dijalanan pada masa lalu- tidak saja perlu dibaca sebagai bentuk protes dan frustasinya petani sebagai produsen yang harus menanggung beban biaya produksi yang tidak sedikit, akan tetapi importasi pangan semacam itu menunjukan bahwa kebijakan pangan pemerintah tidak pro rakyat.
Kita berharap kebijakan pangan semacam itu tidak terjadi pada pemerintahan Presiden Prabowo yang berkomitmen untuk segera berswasembada pangan. Kuncinya adalah tutup keran impor pangan yang tidak perlu agar tekad berswasembada pangan yang telah dipidatokan pada saat pelantikan presiden tidak berhenti pada tataran retorika belaka, tetapi benar-benar mewujud menjadi kebijakan pangan yang pro rakyat baik sebagai produsen maupun konsumen pangan. Â Semoga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H