Mohon tunggu...
Ahmad Azziz Oktamulya
Ahmad Azziz Oktamulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Book "Asuransi Jiwa (Konvensional dan Syariah)"

21 Maret 2024   00:47 Diperbarui: 21 Maret 2024   00:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gramedia.com/products/asuransi-jiwa-konvensional-dan-syariah

Judul Buku : ASURANSI JIWA (Konvensional dan Syariah)

Penulis  : Dr. Suhardi, S.E., M.M

Editor : Dr. Agung Edy Wibowo, S.E., M.Si.

Ukuran Buku : 16 x 23 cm

Halaman : xvi + 176

ISBN : 978-623-5690-00-1

Cetakan I, 2021

Diawali fenomena empirik keberadaan asuransi jiwa di indonesia masih di angggap penting untuk dikaji lebih lanjut, atas dasar kajian empirik yang itulah kini kita akan me-Review buku ini. Penjelasan singkat ini semoga memberi pemahaman kepada kita semua tentang asuransi jiwa baik di sisi konvensional maupun di sisi syariaahnya, dengan harapan agar dapat meningkatkan rasio literasi, kesadaran beransuransi dan juga menaiknya belanja asuransi Indonesia yag saat ini masih tergolong stagnan.

SELAYANG PANDANG FENOMENA ASURANSI JIWA INDONESIA

Merujuk pada data Asoisasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2020 jumlah pemegang polis asuransi jiwa per orangan di Indonesia baru sekisar 17,4 juta jiwa (jika di tambah dengan pengikut asuransi kolektif (kumpulan) berjumlah 30,2 juta jiwa), sedang jumlah pendduduk indonesia saat ini lebih dari 250 juta jiwa.

Posisi indonesia di lingkungan global dilihat dari indikator 'insurance penetration rate' dan 'insurance density' , serta indikator lainnya yang memang relatif masih memerlukan perhatian. Berdasarkan data ranking dunia World Insurance Outlook (2014), dilihat dar preminya, indonesia menempati rangking ke-37 dunia untuk asuransi jiwa dan ranking ke-44 duna untuk nilai premi asuransi umum dari 88 negara yang di analisis dalam world insurance outlook tersebut. 

Berdasarkan selayang pandangan fenomena asuransi jiwa, surve nasional literasi keuangan yang di lakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019 lalu dari penduduk indonesia belum bisa memahami pentingnya beransuransi pada kehidupan mereka.

PENGERTIAN ASURANSI 

Secara etimologi istilah asuransi ini berasal dari bahasa Belanda 'Assurantie', sedangkan dalam bahasa Inggris disebut 'insurance', di Indonesia dikatakan dengan 'Asuransi' yang berarti penanggungan. Secara terminologi  asuransi merupakan suatu perjanjian antara tertanggung (geassureerde) dengan penanggung (assuraeur). 

Menurut UU No. 40 Tahun 2014, asuransi adalah pernjanjian antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan tersebut sebagai imbalan untuk memberrikan penggantian kepada pemegang polis karna kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum, kepada pihak ketiga yang mungkin diderita pemegang polis karna terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

Menurut DSN-MUI, asuransi adalah tentang asuransi syariah, dijelaskan dalam fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk mengahadapi risiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah 

ASUARANSI MASUK INDONESIA 

Asuransi sudah masuk Indonesia sejak tahun 1843, yang dibawa oleh Negeri Belanda. Yang mana waktu itu hanya sebetas untuk sebatas penjaminan kepentingan aktivitas perdagangan rempah-rempah, perkebunan dan bisnis lainnya. Seiring menguatnya kesadaran nasioanalisme bangsa indonesia di tahun 1908 berdiri Budi Utomo, pada 12 februari 1912 di malang. 

Yang pada akhirnya tahun 2014 UU No. 1992 di perbarui dengan UU No. 40 tahun 2014. PT. Asuransi Kesehatan (Askes) dan Jamsostek. Jamsostek berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (PT. Askes) dan BPJS Ketenagakerjaan. Sampai saat ini, program yang populer adalah JKN-KIS ( Jaminan Kesehatan Nasional-Katu Indonesia Sehat). 

Usaha asuransi syariah dan usaha reasuransi syariah berbeda dari usaha asuransi konvensional dan usaha reasuransi konvensional. Usaha asuransi dan reansuransi yang di kelola secara konvesional meneraapkan konsep tranfer risiko, sedangkan asuraansi syariah dan usaha reansuransi syariah merukan penerapan konsep bergai risiko.

BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ASURANSI SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Berdasarkan pengelolaan, asuransi syariah menggunakan prinsip sebagai berikut: 

  • prinsip tauhid 
  • prinsip keadilan 
  • prinsip At-Ta'awun (tolong menolong)
  • prinsip jujur dan amanah 
  • prinsip menghindari Maisir (Judi)
  • prinsip menghindari Riba
  • prinsip menghindari Gharar 
  • prinsip An Taradhin (saling ridho) 
  • Prinsip Ihktiar dan berserah diri 
  • prinsip menghindari risywah 
  • prinsip Fardhu Kifayah 

Sedangkan prisip dalam pengelolaan asuransi konvensional :

  • Insurable Interest
  • Utmost Good Faith 
  • Proximate Cause 
  • Indemnity 
  • Subrogation
  • Contribution

Itulah beberapa perbedaan meengenai prinsip-prinsip antara perusahaan asuransi syariah dan konvensional, inti dari kebergaman tersebut adalah yang terbaik untuk semua manusia dan menjamin keselamatan dalam bermuamalah.

JENIS-JENIS ASURANSI JIWA 

1. Term Life Insurance adalah asuransi jiwa berjangka. Jenis asuransi ini memberikan santunan meninggal dunia kepada ahli waris, apabila tertanggung meninggal dunia dalam periode asuransi yang dijanjikan (sesuai perjanjian di buku polis, bisa 1- 10 tahun atau hanya mingguan atau bulanan bahkan hitungan jam pun ada, seperti asuransi dalam perjalanan. 

2. Whole Life Insurance adalah  jenis asuransi jiwa seumur hidup. Asuransi jenis ini memberikan santunan meninggal dunia apabila tertanggung terjadi risiko meninggal dunia dengan masa asuransi seumur hidup.

3. Endownment adalah jenis asuransi jiwa Dwiguna. Asuransi jenis ini dapat memberi dua manfaat, yaitu selain ahli waris mendapat santunan meninggal dunia, apabila tertanggung meninggal dunia dalam masa kontrak, dan jika tertanggung masih hidup sampai berakhirnya kontrak asuransinya, pemegang polis/tertanggung juga akan mendapatkan manfaat berupa uang pertanggungan habis kontrak.

4. Unit Link adalah jenis asuransi jiwa investasi. Prinsip asuransi berjenis Unit Link ini sama dengan Endowment, dapat bemberi dua manfaat, hanya saja nilai tunai dari setiap tahunnya akan memiliki nilai yang variatif. 

Cara Memilih Asuransi Terbaik

  • Sesuia dengan kebutuhan anda
  • Bandingkan dengan produk Asuransi lainnya
  • Benefit yang diambil sesuai dengan kemampuan
  • Pastikan sudah terdaftar di AAJI dan berlisensi OJK 
  • Cek keuangan perusahaan asuransi, pilihlah perusahaan asuransi yang kredible

Cara Memilih Perusahaan Asuransi Terbaik

  • Perusahaan tersebut telah berlisensi OJK 
  • Tingkat Likuiditas perusahaannya baik
  • Proses klaim mudah dan tidak berbelit-belit
  • Tidak terlalu banyak item pengecualian 

Asuransi Jiwa yang singkatnya adalah perjanjian asuransi yang mempertanggungkan jiwa seseorang yang berkepentingan, yang baik untuk jangka waktu tertentu maupun sepanjang hidupnya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun