Mohon tunggu...
Azzatunnabila
Azzatunnabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2019, Universitas Negeri Jakarta

Diri Sendiri yang membuatnya sulit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi UMKM dalam Mempertahankan Omzet Ekonomi dengan Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan Pegawai

2 Juli 2021   02:49 Diperbarui: 2 Juli 2021   02:51 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wirda Azzatunnabila -- 1405619072

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi A 2019 -- Fakultas Ilmu Sosial - Universitas Negeri Jakarta

Covid-19 sudah dikonfirmasi oleh World Health Organization pada 12 Maret 2020 sebagai pandemi global dan kemunuculan pertama covid-19 di Indonesia dikonfirmasi pada awal bulan Maret yang menimpa dua orang masyarakat akibat kontak langsung dengan warga negara asing yang terpapar covid-19. 

Saat ini, masyarakat yang positif covid-19 di Indonesia sudah mencapai 2.178.272. Pandemi covid-19 yang sudah setahun lebih melanda Indonesia tidak bisa dipungkiri banyak memberikan dampak diberbagai sektor, seperti perekonomian, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya.

UMKM atau usaha mikro, kecil dan menengah mengalami perkembangan yang pesat. Data pada tahun 2018 mencatat bahwa UMKM di Indonesia mencapai 62,9 juta unit dan akan terus mengalami kenaikan pada tahun berikutnya. UMKM memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDB mencapai 60% dan menjadi salah satu tulang punggung ekonomi di Indonesia sebagai negara berkembang. 

Hal ini yang membuat UMKM memiliki peran yang mampu utnuk membawa perubahan yang signifikan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas. 

Perkembangan teknologi menjadi salah satu cara UMKM dapat berkembang pesat karena dengan itu mereka akan mendapatkan informasi dan tren lebih cepat, mempermudah operasional, dan bisa menjadi salah satu peluang yang menguntungkan usaha mereka. 

Namun, disisi lain juga terdapat penghambat untuk perkembangan usaha mereka, seperti sulit mendapatkan modal karena terbatas sumber modal yang memadai, kurangnya pemahaman dalam bidang organisasi dan manajemen SDM, kurang luasnya mitra pekerjaan antar pengusaha, dan kurangnya pembinaan atau pelatihan (Setyanto, 2015).

Sektor ekonomi mendapatkan krisis besar saat pandemi karena banyak akivitas produksi terhenti untuk mencegah kerumunan. Berdasarkan Laporan Organisation for Economic Co operation and Development (OECD) mengatakan acanman krisis ekonomi akan membuat tingkat konsumsi masyarakat berkurang pesat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham, dan jika hal ini terus berlanjut diprediksi akan terjadi penurunan tingkat output antara seperlima sampai seperempat di banyak negara. 

Hal ini, sejalan dengan kajian dari Kementerian Keuangan yang menyebutkan bahwa pandemi memberikan dampak negatif karena penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM.

Pandemi membuat permintaan konsumsi dan daya beli masyarakat menurun yang akhirnya berdampak pada pemutusan hubungan kerja.  Hal ini dibuktikan dari data Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, dimana UMKM pada bidang makanan-minuman sebesar 27% dan kerajinan sebasar 17,03%, bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 melambat 2,97% bahkan angka ini merupakan angka paling rendah sejak 2001. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan baru karena tidak mungkin Indonesia menunggu pandemi covid-19 yang tidak tahu akhirnya. 

New Normal yang mulai diterapkan pada 1 Juni 2020, dimana kebijakan ini membuat masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya, tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas). Kebijakan ini menjadi angin segar bagi pelaku UMKM, dimana selama PSBB mengalami penurunan omset ekonomi dikarenakan selama masa awal pandemi membuat mereka terpaksa menutup usahanya.

UMKM memiliki aktivitas yang bersinggungan langsung dengan konsumen setiap harinya, sehingga pada masa awal pandemi yang mengharuskan mereka untuk bekerja, beribadah, dan belajar di rumah. 

Perubahan aktivitas ini membuat pola konsumi masyarakat membuat omset UMKM menurun karena mereka lebih mementingkan kesehatan dengan membuat kebutuhan makanan atau minuman dirumah. Oleh karena itu, UMKM harus memilih strategi yang berbeda dengan berjualan secara online agar dapat menstabilkan omset perekonomian.  

Namun, di keadaan new normal saat ini UMKM harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena masyarakat juga harus kembali percaya untuk membeli barang UMKM yang menjaga ketat protokol kesehatan usaha dan pegawainya, pemerintah juga ikut serta membantu UMKM dengan menyediakan webinar untuk lebih meningkatkan pemahaman mereka mengenai bisnis 4.0 karena dengan bekal tersebut dapat meningkatkan proses produksi dengan teknologi digital dan menjadi platform utama dalam bisnis mereka untuk menghindari kontak fisik dengan pelanggan, tetapi tetap dapat meningkatkan omset perekonomian. 

Selain itu, pemerintah juga dapat membantu UMKM dengan menghubungi stakeholder untuk menyalurkan dana dan memberikan informasi terkait CSR (Corporate Social Responsibility). 

Menurut Mursitama (2011: 27) program CSR dapat memberikan berbagai manfaat untuk perusahaan, seperti dapat  meningkatkan reputasi perusahaan sebagai badan hukum yang mengemban dengan baik pertanggungjawaban secara sosial, melaksanakan dan membuka kegiatan CSR secara publik merupakan instrument untuk komunikasi yang baik dengan khalayak, dan menciptakan budaya perusahaan, kapabilitas sumber daya manusia, dan organisasi yang baik.

Strategi yang perlu dilakukan oleh UMKM adalah dengan pemanfaatan e-marketing melalui media sosial. Walaupun, sebelum pandemi sudah banyak UMKM yang memanfaatkan media sosial/ e-commerce dan offline untuk memasarkan produksi mereka. 

Namun, dengan keadaan pandemi ini maka strategi pemasaran online perlu diperkencang lagi dengan lebih memfokuskan strategi online karena masyarakat hanya perlu menerima barang di rumah tanpa perlu melakukan kontak fisik dengan orang banyak. Selain itu, banyaknya pilihan market palce juga membantu masyarakat untuk memilih UMKM mana saja yang cocok dengan keinginan mereka. 

Data oleh iPrice menunjukkan selama pandemi covid-19 terjadi peningkatan cukup signifikan dalam menggunakan market place di Indonesia dan semakin meningkat saat Harbolnas (Hari Belanja Online) mencapai 328%. 

Pemanfaatan market palce dan peningkatan omset perekonomian juga tetap membuat mereka bertahan dalam situasi pandemi saat ini, selain itu UMKM juga dapat tetap memperhatikan kesehatan para pegawai dengan tetap menaati protokol kesehatan saat melakukan produsksi barang, apalagi dalam bidang makanan atau minuman karena pada bidang ini rentan sekali terjadi penyaluran virus ini yang tertular lewat droplet manusia.

Peran media sosial dan market place tidak bisa dihindari menjadi kunci omset perkeonomian UMKM kembali membaik karena dengan ini pelaku usaha dapat mengetahui produksi apa saja yang sedang tren, sehingga mereka perlu memodifikasi sesuai dengan identitas usaha mereka. Selain itu, media sosial juga bisa menjadi salah satu jalan pelaku usaha untuk melakukan komunikasi dengan konsumen dan bisa mengetahui kebiasaan dan memperdalam ikatan dnegan konsumen, sehingga konsumen dapat terus membeli di tempat mereka. 

UMKM dapat terus berkembang saat pandemi dengan tetap memperhatikan protokl kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah karena hal itu dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat ketika membeli barang dan juga hal itu dapat kembali menstabilkan omset perekonomian sebelum pandemi, bahkan bisa meningkatkan omset dnegan menerapkan strategi pemasaran yang baik.

 Referensi

Azizah, Fadilah Nur Dkk. 2020. Strategi UMKM Untuk Meningkatkan Perekonomian Selama Pandemi Covid-19 Pada Saat New Normal. Oeconomicus Journal Of Economics. Vol. 5 (1). Diakses Pada Tanggal 29 Juni 2021 Pukul 22. 15  (Jurnal)

Aisyah, Siti. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Bagi UMKM Serta Strategi E-Marketing UMKM Di Indonesia. [Laporan Penelitian]. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan. Diakses Pada Tanggal 29 Juni 2021 Pukul 23.00 (Jurnal)

Petri, Mia Muliyani. 2020. Strategi Pemasaran Dalam Mempertahankan Bisnis UMKM Di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi UMKM Buket Bunga Gallery Daisuki Jambi). [Skripsi]. Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin. Jambi.  Diakses Pada Tanggal 30 Juni 2021 Pukul 23.30 (Skripsi)

Pratiwi, A.A Manik. 2021. Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Penjualan Online Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Satyagraha. Vol. 03 (2). Diakses Pada Tanggal 30 Juni 2021 Pukul 00.30 (Jurnal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun