Mohon tunggu...
Azzam Fachriza
Azzam Fachriza Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gaya dan Tipe Kepemimpinan Donald John Trump Pada Era Kepresidenan Amerika Serikat

25 Agustus 2024   23:30 Diperbarui: 25 Agustus 2024   23:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Otoritarianisme

Trump dikenal karena lebih suka memegang kendali penuh atas proses pengambilan keputusan. Dalam banyak kasus, dia membuat keputusan besar tanpa konsultasi yang luas atau diskusi mendalam dengan penasihat atau stafnya. Misalnya, dia sering mengambil langkah-langkah kebijakan utama melalui perintah eksekutif, melewati proses legislatif yang lebih panjang dan kolaboratif.

Trump menuntut loyalitas pribadi dari orang-orang di sekitarnya, termasuk staf, anggota kabinet, dan bahkan anggota parlemen dari partainya sendiri. Mereka yang dianggap tidak loyal sering kali dikritik secara terbuka, dipecat, atau dikeluarkan dari lingkaran dalam. Loyalitas ini lebih diarahkan pada dirinya sebagai individu daripada pada institusi atau prinsip-prinsip tertentu.

Trump sering menggunakan retorika yang agresif dan konfrontatif untuk menyerang lawan politik dan pihak-pihak yang berbeda pendapat dengannya. Dia menggunakan media sosial, terutama Twitter, untuk langsung menyampaikan serangan pribadi dan kebijakan yang dia yakini. Gaya retorika ini bertujuan untuk mengkonsolidasikan dukungan dari basis pendukungnya dan melemahkan lawan-lawannya dengan menimbulkan rasa takut atau ketidakpercayaan terhadap mereka.

Selama masa kepresidenannya, Trump sering mengkritik lembaga-lembaga demokratik seperti media, peradilan, dan birokrasi pemerintahan yang dia anggap menentangnya. Dia menggambarkan media arus utama sebagai "musuh rakyat," menuduh hakim yang tidak setuju dengannya sebagai bias, dan mencoba mempengaruhi Departemen Kehakiman untuk kepentingan pribadi atau politiknya.

Sentralisasi Kekuasaan

Trump cenderung memusatkan kekuasaan di tangannya sendiri, dengan mengurangi peran dan otonomi pejabat tinggi lainnya. Misalnya, dia sering memecat atau mengganti pejabat tinggi, seperti Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Penasihat Keamanan Nasional, yang tidak sepenuhnya sejalan dengan pandangannya. Hal ini menunjukkan ketidakpercayaan terhadap birokrasi yang lebih luas dan keinginan untuk memastikan hanya mereka yang sepemikiran yang memiliki pengaruh di sekitarnya.

Selama masa kepresidenannya, Trump secara luas menggunakan perintah eksekutif untuk melaksanakan kebijakan tanpa persetujuan legislatif, terutama dalam isu-isu kontroversial seperti imigrasi dan perdagangan. Ini mencerminkan pendekatan terpusat yang menekankan kemampuan presiden untuk bertindak secara cepat dan tegas, tanpa harus melalui negosiasi panjang dengan Kongres.

Trump lebih suka berurusan langsung dengan pemimpin dunia lainnya, sering kali membentuk hubungan pribadi yang kuat dengan mereka, seperti yang terlihat dalam hubungannya dengan pemimpin seperti Vladimir Putin dan Kim Jong-un. Pendekatan ini memungkinkan dia untuk memiliki kendali langsung atas kebijakan luar negeri dan menciptakan jalur komunikasi langsung yang terpusat pada dirinya.

Trump sering kali menunjukkan ketidakpuasan terhadap struktur pemerintahan federal yang ada, termasuk lembaga intelijen dan militer. Dia merasa bahwa banyak dari lembaga-lembaga ini bekerja melawannya atau tidak sesuai dengan visinya. Akibatnya, dia berusaha untuk merombak atau mengontrol lebih ketat lembaga-lembaga ini agar lebih sesuai dengan kebijakannya.

Dampak Pendekatan Otoritarianisme dan Sentralisasi Kekuasaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun