Mohon tunggu...
Azzahra Tifanny
Azzahra Tifanny Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai everyone, I'm Zahra a student at one of the private universities in indonesia. my writing skills make me love to write articles with the aim of not only being useful for myself, but also for others. so, welcome to my blog.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gimana Sih Perspektif Gen Z Terhadap Toleransi Dalam Dunia Pendidikan Modern?

30 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:05 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber berdasarkan hasil penelitian penulis

Bagaimana sih Pandangan Gen-z Terhadap Kasus Intoleransi dalam Pendidikan?


"Toleransi bukan hanya milik satu golongan umat beragama, tetapi milik semua golongan
dan berlaku untuk semua pemeluk agama"
. (Lukman H. Saifuddin)


Berdasarkan kutipan yang disampaikan oleh Lukman H. Saifuddin, esensinya manusia
diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang bergantung pada interaksi demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya pada saat mengerjakan tugas kelompok di sekolah siswa
diharapkan dapat menjalin hubungan baik dengan tim untuk menyelesaikan tugasnya dengan
maksimal. Dalam suatu tim tentunya terdapat berbagai perbedaan antaindividu, oleh
karenanya sikap toleransi sangat penting diterapkan oleh setiap individu di lingkungan
sekolah dan masyarakat.


Perbedaan yang terdapat di sekolah antarsesama siswa seolah menjadi dinding tak kasat mata
yang seringkali menimbulkan perpecahan. Padahal Indonesia adalah negara multikultural
yang terdiri dari kemajemukan ras, suku, agama, budaya, dan bahasa. Shofiah Fitriani (2020)
mengemukakan "Toleransi antarumat beragama merupakan suatu mekanisme sosial yang
dapat dilakukan individu dalam menyikapi keragaman dan pluralitas agama". Toleransi
sendiri dapat dilihat secara nyata di lingkungan masyarakat dan dilakukan dengan kerja sama
baik itu dalam kepentingan umum maupun perseorangan.


Dengan memegang prinsip "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma" yang berarti
"berbeda-beda tetapi tetap satu dan tak ada kebenaran yang kedua". Dalam semboyan ini
menggambarkan bahwa toleransi memang sudah diterapkan atau diimplementasikan sejak
zaman dahulu. Multicultural yang ada di Indonesia tidak hanya terjadi pada keberagaman
etnis, budaya, bahasa dan ras, namun juga pada agama. Pemerintah saat ini mengakui
keberadaan 6 agama di Indonesia, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dan
Konghucu.

Banyak sekali masalah intoleransi yang terjadi di lingkungan sekolah, seperti intoleransi
antarkepercayaan, perbedaan ras, serta budaya sehari-hari. Seperti pengalaman salah satu
teman kami yang pernah terjadi di salah satu SMK di Kabupaten Tangerang, bahwa ia pernah
mengalami perlakuan diskriminasi dan sikap intoleransi dari teman sekelasnya karena
menganut agama minoritas yaitu Buddha. Teman-temannya seringkali mengejek dengan
mengatakan bahwa agama yang dianutnya merupakan agama yang tidak jelas dan terkadang
juga memaksa untuk masuk ke dalam agama mayoritas di sekolahnya. Tentu hal ini dapat
menimbulkan dampak yang cukup signifikan bagi korban itu sendiri, bahkan tak jarang dari
mereka merasa bahwa intoleransi ini mengganggu individu secara personal. Agama sendiri
merupakan hal yang sangat sakral untuk saling menghormati antarkepercayaan,, karena hal
ini merupakan hubungan spiritual setiap individu terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk memahami lebih dalam masalah ini, kami membuat kuesioner mengenai Perspektif
Gen-Z Terhadap Toleransi di Era Modern. Kuesioner ini kami buat dalam bentuk Google
Form dan disebarkan kepada siswa SMA/Sederajat area Tangerang Raya. Kuesioner ini
memuat data mengenai konsep toleransi yang berisikan pertanyaan seputar toleransi
antarumat beragama di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah kami
peroleh, dapat disajikan data sebagai berikut:

Kami telah mengumpulkan 100 orang responden dengan keyakinan atau agama yang
berbeda-beda. Mayoritas orang yang telah berpendapat yaitu beragama Islam sebanyak 80
orang, selanjutnya Kristen dengan jumlah 12 orang, Buddha dengan jumlah 4 orang, Katolik
dengan jumlah 3 orang, dan yang terakhir yaitu Hindu dengan jumlah 1 orang.

Berdasarkan hasil kuesioner ini kami juga mendapatkan bahwa saat ini masih marak terjadi
peristiwa intoleransi di lingkungan sekolah. Sebanyak 11% responden pernah mendapatkan
perlakukan intoleransi di sekolah yang dilakukan oleh teman sebayanya. Jumlah ini
merupakan persentase yang sangat besar untuk tindakan negatif seperti intoleransi.
Sedangkan hasil dari kuesioner yang telah kami lakukan hampir 97% setuju bahwa toleransi
adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Pertanyaan : 4. Menurut Anda seberapa penting Toleransi dalam kehidupan sosial?


Jawaban 1 : very important, because without tolerance our lives, especially in
Indonesia, will be divided because we have many differences. with tolerance all our
social life can run peacefully


Jawaban 2 : Toleransi sangat penting dalam kehidupan sosial karena membantu
menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai di tengah keberagaman. Dengan
toleransi, individu dapat menghargai perbedaan dan menghindari konflik yang
disebabkan oleh prasangka atau diskriminasi. Toleransi juga mendukung kerja sama,
membangun hubungan yang positif, dan memperkuat persatuan dalam masyarakat
yang multikultural. Tanpa toleransi, perbedaan mudah menjadi sumber ketegangan
dan perpecahan.


Dari hasil jawaban yang telah disampaikan oleh responden mereka telah menyadari bahwa
toleransi merupakan hal yang penting untuk diimplementasikan kepada masyarakat. Bentuk
intoleransi yang kerap kali terjadi yaitu mengolok-olok agama lain, mengejek cara orang lain
beribadah, dan menganggap salah terhadap agama yang dianut orang lain. Contoh intoleransi
yang dialami oleh responden diungkapkan pada kolom pertanyaan berikut:

Pertanyaan: Pernahkah Anda mengalami perlakukan intoleransi?


Jawaban 1: Iya pernah, aku pernah diejek ketika aku sedang berdoa.


Jawaban 2: Iya, dikatain kafir.


Jawaban pertama diungkapkan oleh salah satu responden beragama Katolik dan jawaban
kedua diungkapkan oleh responden beragama Hindu. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa siswa penganut agama minoritas lebih sering mengalami perlakuan intoleransi
daripada pemeluk agama mayoritas.

Bentuk toleransi paling sederhana yang dapat kita terapkan yaitu dengan menjaga komunikasi
yang baik dengan teman yang berbeda kepercayaan. Hal ini dapat diimplementasikan dengan
berbicara santun dan tidak merendahkan orang lain seperti yang telah diungkapkan oleh salah
satu responden yaitu "Menjaga sikap, tutur kata, dan sopan dalam berbicara serta tidak
merendahkan, menyinggung atau pun menjelek-jelekan agama mereka", responden lain juga
mengatakan "berkomunikasi tanpa harus melibatkan perbedaan dan membahas suatu hal
yang tidak menyinggung perasaannya". Dengan contoh tersebut dapat diketahui bahwa
siswa/i SMA/K saat ini sudah memahami terkait menjaga komunikasi yang baik dengan
teman tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang ada karena sejatinya setiap manusia itu
mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan YME.

Strategi Pengimplementasian Toleransi


Tidak jarang remaja zaman sekarang atau paling sering disebut dengan Gen-Z adalah remaja
yang kerap kali dicap sebagai orang-orang minim akan toleransi dan kurang dalam bersikap
sehingga hal ini akan menjadi pantangan bagi Gen-Z dalam bertingkah laku sosial. Sementara
itu, dunia pendidikan adalah dunia tempat kita akan belajar mengenai dasar menghormati dan
menghargai satu sama lain.

Tujuan utama atas toleransi sendiri merupakan penciptaan kerukunan dalam bermasyarakat.
"Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makana baik dan damai. Hakikatya,
hidup bersama dalam masyarakat dengan kesatuan hati dan bersepakat untuk tidak
menciptakan perselisihan dan pertengkaran". (Depdikbud, 1985:850).


Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam Al-Quran, yaitu "Tidak ada paksaan dalam
menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan
jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka
sungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui"
(QS: Al-Baqarah[2]: 256). Selain itu juga terdapat
pada Alkitab yaitu "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling
mengasihi"
(Yohanes 13:34). Dengan demikian, sebagai individu beriman dan beragama tentu
kita dapat memahami bagaimana konsep toleransi itu sendiri dan juga cara implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil kuesioner, 78% responden sudah memahami cara berkomunikasi yang baik dengan
lawan bicara yang berbeda kepercayaan. Dapat disimpulkan beberapa cara yang dapat
diimplementasikan untuk menjaga hubungan baik antarsesama dengan menjunjung sikap
toleransi di lingkungan sekolah, yaitu:


a. Menjaga sikap, tutur kata, dan sopan dalam berbicara serta tidak merendahkan,
menyinggung ataupun menjelek-jelekan agama mereka.


b. Berkomunikasi tanpa harus melibatkan perbedaan dan membahas suatu hal yang tidak
menyinggung perasaannya.


c. Menghindari diskriminasi terhadap orang lain.


Toleransi dalam dunia pendidikan atau lingkungan sekolah merupakan faktor utama dalam
menciptakan kedamaian, kerukunan, dan kesejahteraan bersama dengan menghindari
perlakuan diskriminasi dan juga intoleransi antarsesama dengan memegang teguh prinsip
'Bhinneka Tunggal Ika' sebagai prinsip keberagaman guna menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dan menghindari perpecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun