Mohon tunggu...
Azwa Safrina
Azwa Safrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Negeri Surabaya

sejak duduk di bangku perkuliahan saya lebih sering aktif menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tren Fashion Skena Sebagai Bentuk Representasi Identitas, Kebebasan Berekspresi, dan Tantangan Sosial Bagi Gen Z

29 Desember 2023   17:22 Diperbarui: 29 Desember 2023   18:01 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Harian Disway Curupekspress.com

Perkembangan teknologi komunikasi dan maraknya penggunaan sosial media memiliki dampak yang begitu besar terhadap munculnya fenomena baru perubahan sosial dan budaya. Salah satu contoh ialah viralnya fenomena tren fashion skena di media sosial tiktok dan instagram.

Tren fashion skena telah menjadi fenomena menarik dikalangan anak muda generasi Z dengan gaya berpakaian unik, eksperimental serta nyentrik yang notebe berkecimpung di industri kreatif seperti musik, film atau di bidang agensi kreatif dan seringkali terinspirasi oleh subkultur musik tertentu. 

Gaya fashion "anak skena" ini telah mendapatkan banyak perhatian dan pengikuti hingga kerap menjadi kiblat bagi anak muda terutama generasi Z dalam mengekspresikan diri mereka. 

Selain itu, interaksi dan pertukaran informasi antar anggota skena berlangsung sangat intens melewati batas geografis hingga dapat mempercepat proses pembentukan subkultur baru yang khas dari masing-masing skena.

fenomena skena ini didorong oleh rasa keberanian, kreativitas dan inovasi yang berbeda di bidang fashion. Anak skena sering kali mengadopsi gaya berpakaian yang unik, mencolok dan eksprimental dengan kombinasi warna yang berani atau tidak lazim, serta menggunakan aksesori yang tak biasa. Mereka berani untuk mengeksplorasi batas - batas fashion dan menggabungkan elemen elemen yang tidak biasa atau bertentangan dengan fashion yang mainstream.

Gaya berpakaian skena juga sering kali berkaitan dengan industri kreatif yang mereka geluti. Misalnya, di dunia musik, mereka mengadopsi gaya berpakaian yang terinspirasi oleh genre musik tertentu seperti punk, indie, atau hip hop. berikut beberapa tren fashion terkini yang tengah mengguncang skena fashion saat ini berdasarkan subkulturnya:

1. Streatwear

(Gaya jalanan yang menguasai pusat panggung). Streatwear yang dikenal dengan penggabungan elemen - elemen kota, seni jalanan, dan gaya sporty menjadi kekuatan dominan dalam skena fashion, contohnya fashion ini cenderung berpakaian gombrang dengan sepatu sneaker. Brand brand streatwear yang ikonik seperti balanciaga, supreme, off-white telah mendefinisikan tren skena di kalangan anak muda.

2. Retro Revival

Revival gaya retro dari tahun 80-an dan 90-an tetap menjadi sumber inspirasi yang kuat. Mulai dari pakaian oversize, pola neon, hingga aksesori yang unik, elemen elemen ini kembali ke panggung fashion dengan sentuhan yang diperbarui.

3. Punk

Gaya metal identik dengan fashion hitam, pakaian DIY, jaket kulit, Jeans robek, kaos band, sepatu model dockmart dan aksesoris runcing serta identik dengan rambut gondrong.

4. Metal

Fashion metal sangat bervariasi antar subgenre seperti kaos band, rompi denim dengan tambalan, jaket kulit, dan terkadang aksesoris perlengkapannya lebih canggih dan nyentrik.

5. Gender fluidity

Batas batas gaya yang semakin kabur konsep gender fluidity telah mempengaruhi bagaimana mode diartikan dan diterapkan. Pakaian yang tidak terikat oleh norma gender tradisional semakin mendaptkan perhatian. Seperti desainer Alexandro Michele untuk Gucci menciptakan koleksi yang merayakan keberagaman gender melalui pemilihan model dan desain yang inklusif.

Namun, seperti banyak hal dalam kehidupan, fenomena gaya berpakaian skena juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipahami.

Kebebasan berekspresi : melalui batasan mode mainstream

Salah satu hal yang penting menonjol tentang gaya berpakaian skena adalah kebebasan berekspresi yang diusungnya. Anak muda yang terlibat dalam skena tidak takut untuk tampil berbeda dan unik. Mereka menggabungkan berbagai elemen mode dari berbagai subkultur dan era sejarah, menciptakan kombinasi pakaian yang mengesankan dan mencuri perhatian. Dari warna mencolok hingga motif kreatif, gaya berpakaian skena tidak terikat oleh norma norma mainstream fashion. Hal ini memberikan ruang bagi anak muda untuk mengekspresikan identitas dan kepribadian mereka dengan kreativitas yang tak terbatas.

Seni dan kreativitas 

Beberapa anak skena juga mengekspresikan diri melalui seni dan kreativitas. Mereka mungkin menjadi seniman, fotografer, ilustrator, dan karya karya mereka mencerminkan nilai nilai dan minat yang mereka anut. Anak anak skena sering kali terkait dengan industri musik dan budaya populer. Mereka mungkin menjadi penulis lagu, musisi atau pencinta musik dari genre tertentu. Gaya berpakaian mereka seringkali dipengaruhi oleh musik yang mereka dengarkan atau idola musik yang mereka ikuti.

Inspirasi dari musik dan subkultur

Musik memegang peranan penting dalam dunia gaya berpakaian skena. Banyak anak muda yang terinspirasi oleh genre musik tertentu, seperti punk, hardcore, emo, indie, dan lainnya. Gaya berpakaian mereka seringkali mencerminkan minat dan dukungan mereka terhadap artis dan band favorit. Kaum skena menghadirkan kembali dan memperkuat pengaruh subkultur musik yang mungkin telah kurang dikenal atau mulai pudar. Mereka mengintergrasikan musik sebagai bagian integral dari gaya hidup dan memberi semangat baru pada komunitas musik yang mereka dukung.

Komunitas Solid yang mendukung kreativitas

Di balik fenomena gaya berpakaian skena, terbentuklah komunitas solid dan saling mendukung. Komunitas ini menjadi tempat dimana mereka bisa berbagi ide, hobi, berkembang  bersama, dan merasa diterima tanpa harus merasa dihakimi karena gaya berpakaian yang eksentrik. Anak skena seringkali terlibat dalam komunitas atau kelompok dengan minat yang sama dan menemukan kenyamanan dan dukungan di dalamnya. 

Selain itu, mereka berpartisipasi dalam acara acara atau pertemuan yang mendukung gaya hidup, minat mereka, membangun ikatan dengan orang orang sejenis, serta mereka juga saling menginspirasi dan berkolaborasi menggabungkan keahlian mereka seperti di berbagai proyek seni, pengambilan gambar fashion, produksi musik atau konten media sosial dan kreativitas lainnya. 

Bahkan beberapa skena bahkan secara berkala menggelar event akbar seperti band show, lomba fesyen dan seni, hingga festival tattoo skala besar yang mengundang ratusan peserta.

Tantangan Sosial dan Stereotip

Namun, di tengah apresiasi yang luas terhadap gaya berpakaian skena juga terdapat tantangan sosial yang harus dihadapi para pengikut gaya ini. Beberapa orang mungkin tidak mengerti atau bahkan meremehkan gaya berpakaian ini. Mereka dapat menghadapi stereotip negatif atau pandangan yang kurang menghargai orang orang yang tidak memahami gaya tersebut.

Melansir dari dari laman tempo, setiap skena aliran musik tertentu memiliki ciri ciri khusus. Misalnya skena metal identik dengan fashion hitam dan berambuat gondrong, skena hiphop cenderung berpakaian gombrang dengan sepatu sneaker.

Dengan adanya pengkotak kotakan ini, maka muncul polisi skena atau kritikus yang menebar sentimen terkait kostum kepada salah satu pihak. Bahkan polisi skena tak segan mengetes pengetahuan seseorang penggemar tentang gaya berpakaian dan lagu sebuah band yang tercetak pada kaos yang dikenakan.

a. Sindiran untuk polisi skena

Gerah dengan stereotip yang dilakukan polisi skena, musisi sekaligus seniman bernama Sir Dandy melayangkan kritik dan sindirian dengan penuh candaan. Dalam artikel yang ditulis oleh Annisa Nadia Harsa pada laman Whiteboard Jornal, menyebutkan jir Sir Dandy melihat ini sebagai tindakan yang membatasi dalam berekspresi dan menikmati musik. 

Lewat lagu berjudul polisi skena yang telah dirilis sejak 15 Mei lalu, Sir Dandy menyindir steriotip steriotip khas dalam skena musik indie pada bait pertama "yang patah tumbuh, yang hilang lapor polisi" adalah penggalan lirik dari Banda Neira yang sangat familiar. Bahkan gaya fashion pun turut menjadi bahan yang disampaikan Sir Dandy. Menariknya kopi dan senja tak absen dalam sindiran ini.

Terlepas dari pandangan negatif, anak muda yang berpakaian dalam gaya skena memiliki keberanian tinggi untuk tetap peercaya diri dan tidak takut tampil beda. Mereka menunjukkan sikap yang kuat untuk menyuarakan identitas, eksistensi dan hal ini patut untuk dihargai.

Kesimpulan : Fenomena skena dalam media sosial seperti tiktok san instagram telah menciptakan gelombang baru dalam dunia fashion dan representasi indentitas generasi Z. Anak anak skena dengan gaya berpakaian nyentrik mereka telah menjadi ikon sumber inspirasi bagi banyak anak muda. 

Gaya berpakaian mereka yang mencolok dan unik menunjukkan bahwa fashion dapat menjadi alat untuk mengekspresikan diri dan membangun identitas individu. 

Fenomena skena memperkaya dunia fashion dengan keragaman dan kreativitas, serta memberikan anak anak muda ruang untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka melalui pakaian yang mereka kenakan. Selain itu, disisi lain terbentuknya komunitas yang solid, saling mendukung, berkolaborasi, berbagi minat yang sama yang dapat menemukan ikatan emosional, kenyamanan dan aspiratif didalamnya. 

(Reporter: Silsya Sembada Putri)

Referensi :

https://medium.com/@Incuyyyy/skena-juga-mba-30f795c86da2

https://busanagenz.wordpress.com/2023/11/14/tren-fashion-skena-yang-mengguncang-dunia-mode/

https://kreativv.com/fashion-skena-dan-representasi-identitas/

https://www.kompasiana.com/refasuherman4176/64bead684addee58971b1e02/fenomena-gaya-berpakaian-skena-kebebasan-berekspresi-dan-tantangan-sosial?page=all

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun