3. Punk
Gaya metal identik dengan fashion hitam, pakaian DIY, jaket kulit, Jeans robek, kaos band, sepatu model dockmart dan aksesoris runcing serta identik dengan rambut gondrong.
4. Metal
Fashion metal sangat bervariasi antar subgenre seperti kaos band, rompi denim dengan tambalan, jaket kulit, dan terkadang aksesoris perlengkapannya lebih canggih dan nyentrik.
5. Gender fluidity
Batas batas gaya yang semakin kabur konsep gender fluidity telah mempengaruhi bagaimana mode diartikan dan diterapkan. Pakaian yang tidak terikat oleh norma gender tradisional semakin mendaptkan perhatian. Seperti desainer Alexandro Michele untuk Gucci menciptakan koleksi yang merayakan keberagaman gender melalui pemilihan model dan desain yang inklusif.
Namun, seperti banyak hal dalam kehidupan, fenomena gaya berpakaian skena juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipahami.
Kebebasan berekspresi : melalui batasan mode mainstream
Salah satu hal yang penting menonjol tentang gaya berpakaian skena adalah kebebasan berekspresi yang diusungnya. Anak muda yang terlibat dalam skena tidak takut untuk tampil berbeda dan unik. Mereka menggabungkan berbagai elemen mode dari berbagai subkultur dan era sejarah, menciptakan kombinasi pakaian yang mengesankan dan mencuri perhatian. Dari warna mencolok hingga motif kreatif, gaya berpakaian skena tidak terikat oleh norma norma mainstream fashion. Hal ini memberikan ruang bagi anak muda untuk mengekspresikan identitas dan kepribadian mereka dengan kreativitas yang tak terbatas.
Seni dan kreativitasÂ
Beberapa anak skena juga mengekspresikan diri melalui seni dan kreativitas. Mereka mungkin menjadi seniman, fotografer, ilustrator, dan karya karya mereka mencerminkan nilai nilai dan minat yang mereka anut. Anak anak skena sering kali terkait dengan industri musik dan budaya populer. Mereka mungkin menjadi penulis lagu, musisi atau pencinta musik dari genre tertentu. Gaya berpakaian mereka seringkali dipengaruhi oleh musik yang mereka dengarkan atau idola musik yang mereka ikuti.