Artinya, berdasarkan pernyataan itu kalian membenarkan informasi yang kalian terima dan dapat menyampaikannya kepada orang lain dengan catatan bahwa kalian menyampaikan sesuai data yang kamu rujuk dan saksikan sendiri. Ingat, bukan berarti kalian leluasa bertindak di luar hal yang disebutkan termasuk membangun narasi atau wacana dengan menuduh pihak-pihak tertentu.
Tidak perlu menambah riuh perdebatan di ruang publik terkait hal tersebut dan biarkan pihak yang lebih kredibel menyelesaikan persoalan tersebut. Ingat bahwa komentar atau opinimu terkait informasi tadi, jika tidak mengindahkan kaidah-kaidah argumentasi serta adab berkomunikasi, justru malah akan menambah celah ketidakutuhan dari informasi tersebut dan menyebabkan kesalahpahaman bagi penerima informasi lainnya. Agar lebih berimbang, sibukkanlah diri menelusur interpretasi kreatif sebagai pandangan alternatif dari informasi yang diteria ketimbang terburu-buru mengemukakan pendapat pribadi.
7. Dapatkah informasi yang kalian peroleh divalidasi secara mandiri?
Maksudnya, informasi yang dapat dipercaya mestilah koheren dengan berbagai macam bentuk interpretasi yang melibatkan banyak pihak. Pihak yang dimaksud termasuk diri kalian sendiri. Dengan berbekal metode analisis dari bidang disiplin ilmu tertentu atau adaptasi olah pikir dari pakar di bidang terkait, kalian dapat melakukan verifikasi dan validasi secara mandiri.
Contohnya, dengan menganalisis informasi menggunakan 8 (delapan) pertanyaan panduan dari Dr. Michael Baumann yang sedang kalian baca ini. Informasi yang valid akan selalu koheren dengan hipotesis yang dibangun melalui pernyataan diskursif. Meski demikian, validasi informasi mesti melibatkan sumber referensi yang dapat ditelusur dan diakses seperti yang dijelaskan di poin-poin sebelumnya.
Demikian pula dengan metode penyampaiannya yang setidaknya mengikuti kaidah-kaidah umum penelusuran ilmiah mulai dari penentuan konteks, pengumpulan data, metode analisis, hingga konsistensi dari simpulan yang diperoleh dari informasi itu menurut beberapa pakar di bidang terkait.
8. Apakah informasi itu tidak mengandung bias?
Informasi lekat dengan interpretasi baik sebelum, dalam proses, hingga saat penyebarannya. Sayangnya, interpretasi juga punya potensi bias karena sifatnya yang dibatasi oleh konteks dan cakupan. Jika informasi yang kalian peroleh menyertakan data, periksalah apakah data tersebut merepresentasikan apa yang disampaikan lewat informasi secara signifikan.
Sebab mungkin saja data tersebut mengabaikan banyak variabel atau sudut pandang. Terkadang pula sajian data yang menjadi pokok dari sebuah informasi justru tidak relevan atau sama sekali tidak berkaitan. Bias adalah penyimpangan dalam suatu konsep yang mengabaikan beberapa aspek yang sebenarnya sangat penting untuk mendapat perhatian. Mengenali bias pada informasi dapat dilakukan dengan memeriksa konsistensi logika argumentasi dari informasi tersebut terutama yang menuntun pada simpulan akhirnya.
Perhatikan bahwa bias terkadang sengaja ditempelkan pada informasi yang disebar untuk membingungkan penerima informasi sehingga memancing mereka untuk langsung memberikan vonis atau lompat memberikan simpulan tanpa terlebih dahulu membaca informasi secara lengkap dan memeriksa struktur logisnya secara rinci.
Demikian 8 (delapan) pertanyaan penuntun bagi penerima informasi untuk kepentingan analisis dan validasi sebelum bertindak dengan informasi yang diterima. Bagi sebagian besar orang, proses ini dianggap melelahkan dan menguras pikiran dan waktu. Namun, percayalah, hasilnya akan sepadan dengan usahanya.