Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Peran Perangkat Teknologis, Ulasan "Dunia Pasca-Manusia" oleh Budi Hartanto (Bagian Satu)

25 Agustus 2019   21:51 Diperbarui: 25 Agustus 2019   22:15 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Memahami relasi kita dengan perangkat teknologis berarti memahami bagaimana kita memperlakukan perangkat tersebut. Perangkat itu tidak hanya menghubungkan kita dengan sebuah dunia yang perangkat tersebut hadirkan, namun hubungan itu perlu kita maknai dan pahami secara sadar sehingga kita masih memegang kontrol terhadap perangkat teknologis itu bukannya malah dikontrol olehnya.

Perangkat teknologis lahir dari pembacaan kita terhadap dunia yang membatasi kreativitas. Perangkat itu kemudian berperan sebagai perpenjangan dari tubuh kita bahkan menggantikan tubuh itu sendiri. Teriakan kita tidak bakal didengar oleh keluarga yang sedang berada di kota lain namun dengan telepon (perangkat teknologis) memungkinkan hal itu bahkan seakan menghadirkan mereka di hadapan kita.

Perangkat itu bahkan mampu menghadirkan kesadaran kita di ruang yang diciptakan olehnya. Sebut saja media sosial, apapun yang kita lakukan di ruang tersebut konsekuensinya secara langsung akan berlaku ke kita. Hal itu nyata dan keberadaannya tidak dapat disangkal. Menyatakan ujaran kebencian atau mengerang kredibilitas seseorang di ruang itu akan menyeret kita ke ranah hukum; konsekuensi yang kita terima akibat perilaku kita di ruang itu.

Akun anonim hanya menutupi identitas namun tidak berarti menutupi kesadaran diri kita di ruang tersebut. Selain itu, jejak yang kita tinggalkan di sana akan menjadi representasi dari pikiran yang membentuk suatu konsep tentang diri kita.

Berkomentar dan beropini dengan maksud merendahkan orang lain, misalnya, akan menunjukkan perilaku rasis yang bisa saja mewujud menjadi perangai kita di kehidupan sehari-hari.

Perangkat teknologis, di sisi lain, tidak boleh justru membatasi gerak kreasi kita. Jikalau hal itu sampai terjadi, itu berarti perangkat itu sudah mengambil alih kesadaran yang semestinya berada di bawah kontrol kita.

Menghabiskan waktu berselancar baik di media sosial atau di ruang virtual lainnya menunjukkan bahwa relasi kita terhadap perangkat itu tidak mutualis. Sebab perangkat itu menyita dan bukannya mengefisienkan waktu yang seharusnya kita manfaatkan secara bijak.

Terakhir, salah satu fungsi perangkat itu adalah membantu kita memahami diri kita sendiri: jiwa dan kesadaran kita sendiri dalam hal bagaimana kita mewujud di dunia ini. Bagaimana kita memanfaatkan perangkat itu menunjukkan jati diri kita yang sebenarnya.

Sebab pemanfaatan itu, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bergantung terhadap maksud yang menunjukkan secara jelas tujuan kita. Perangkat hanyalah artefak yang kita ciptakan. Namun perilaku yang dimungkinkan oleh perangkat itu tetap sepenuhnya menjadi tanggungjawab kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun