Meski berdasar dari sesuatu yang konkret, intuisi rentan diselubungi prasangka. Mereka yang bijak tidak terjebak menuruti prasangka itu dan lebih tertarik menalarinya secara terukur (rasional). Sebab hal itu lebih konkret dalam artian lebih dapat dipertanggungjawabkan. Hal itu lebih mampu membimbing riset; data yang dianggap penting untuk penyelidikan ilmiah. Bukan dalam artian bahwa yang konkret melebihi yang abstrak. Namun hal itu lebih menuntun pada ukuran-ukuran yang dipakai dalam menguji konstruksi-konstruksi mental kita terhadap realitas.
Perbincangan tentang ilmu tertuju pada penguasaan kita terhadap realitas; baik yang tercerap maupun yang tidak. Sudah menjadi kutukan manusia untuk terus penasaran dengan sesuatu yang tidak dipahaminya.Â
Ilmu merupakan kunci untuk menyingkap realitas namun perlu dibarengi keterbukaan dan kehati-hatian. Terbuka dengan berbagai moda yang menuntun kita menemui ilmu serta berhati-hati dalam menyelami dan mengatas-namakan ilmu atas setiap perilaku kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H