Menurut pandangan Agus Salim, bahwa manusia hidup harus dilandasi tauhid yang teguh, kemudian bertawakal kepada Allah dan yang demikianlah yang akan memeliharakan hidup manusia. Jika dikaitkan dengan perkembangan yangterjadi dari akibat-akibat pendidikan Belanda, bagi mereka yang memandang agama dari segi realitas yang ada pada waktu itu, maka sangatlah berbahaya dan mengkaburkan pengertian agama yang sebenarnya. Oleh karena itu umat Islam Indonesia mulai melakukan perubahan-perubahan penting dan pembenahan guna mendapatkan sistem dan metode perjuangan yang lebih baik dan lebih teratur. Peristiwa di awal abad 20 adalah sebagai tolak ukur adanya gerakan modern bagi kaum muslimin di Indonesia. Antara lain ditandai dengan berdirinya organisasi- organisasi Islam, yang sekaligus merupakan sistem dan metode baru perjuangan umat Islam Indonesia.Â
 Untuk melihat bagaimana peranan agama Islam dalam bernegara menurut pemikiran Haji Agus Salim, terdapat pendapat-pendapat dari beberapa tokoh yang mengenal Haji Agus Salim. Ahmad Syafii Maarif mengutarakan pertanyaan dan pendapat yang disampaikan pada Muhammad Roem tentang bagaimana jawaban Haji Agus Salim bila ditanya tentang persoalan Islam dan negara.
1. Haji Agus Salim telah mampu melihat bahwa penciptaan suatu negara Islam di tengah-tengah rakyat yang lebih 90% masih buta huruf tidak akan berjalan baik. Fondasi yang kukuh (religio-intellectual) mutlak diperlukan untuk bangunan sebuah negara Islam modern.
2. Barangkali Haji Agus Salim juga dalam suatu segi dapat mengikuti jalan pikiran pihak nasionalis bahwa sebuah deklarasi negara Islam pada saat-saat kritis masa itu dapat memperlambat pencapaian kemerdekaan, dan sebagian kelompok minoritas yang dominan dibagian-bagian yang cukup strategis di tanah air kita akan menarik diri dari negara yang bakal lahir.
3. Â Kenyataan imbangan kekuatan dalam BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang hanya berjumlah sekitar 20 % saja dari 68anggota yang mendukung ide Negara Islam, yang kalau dipadukan tidak memungkinkan pihak Islam untuk menang secara demokratis, tetapi demi menjaga persatuan umat, Haji Agus Salim memilih lebih banyak diam tanpa menghalangi para kiyai ntuk tampil kedepan. Pernyataan dari Ahmad Syafii Maarif atas pendapat Haji Agus Salim tentang peran agama Islam dalam bernegara tersebut ditanggapi Muhammad Roem.
                                                              KesimpulanÂ
Haji Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 -- meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954. Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda. Haji Agus Salim mulai terjun ke dunia politik pada tahun 1915, awal dunia politik Haji Agus Salim sudah banyak memasuki beberapa himpunan dan organisasi Sarekat Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 yang awal Namanya adalah SDI ( Sarekat Dagang Islam ) .setelah itu pada 12 September 1912 organisasi ini mendapatkan pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda kemudian kata " dagang " dihapus dan menjadi Sarekat Islam ( SI ) Kemudian Haji Agus Salim sempat menggantikan H.O.S Cokroaminoto dan Abdul Muis di tahun 1921. Sejak dari Jeddah Agus Salim mengalami banyak perubahan, terutama kehidupan dan beragama yang dihayatinya secara sungguh-sungguh, kemudian dilanjutkan dengan berbagai usaha yang dilakukan dikalangan masyarakat Islam. Salah satunya adalah mengadakan usaha pembaharuan pemikiran di bidang agama. Menurut Agus Salim, bahwa kemunduran umat Islam Indonesia salah satunya ialah kekeliruan didalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Menurut pandangan Agus Salim, bahwa manusia hidup harus dilandasi tauhid yang teguh, kemudian bertawakal kepada Allah dan yang demikianlah yang akanmemeliharakan hidup manusia.
                                                           Daftar Pustaka
- Rahman, A. (2018). Peran Diplomasi Hadji Agus Salim dalam Kemerdekaan Indonesia 1942-1945.Jurnal Ilmu Humaniora. Jambi: Universitas Jambi.Jurnal Ilmu Humaniora.
- Abdurrahman, Drs. "Jong Islamieten Bond 1925-1942 ( Sejarah, Pemikiran, dan Gerakan)." Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1999.
- Iman, Nur. "Pemikiran Haji Agus Salim Tentang Islam" skripsi FakultasIlmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2006