A
B
C
D
E
5000
4000
3000
2000
1000
900
800
600
375
100
Kurva penawaran Buku Tulis
Pada umumnya kurva penawaran naik dari kiri ke kanan atas. Berarti arah pergerakanya berlawanan dengan arah pergerakan kurva permintaan. Bentuk kurva penawaran bersifat seperti itu karena terdapat hubungan yang positif di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan, yaitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan.
Keseimbangan Pasar
Pengertian keseimbangan pasar
Harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dimana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga. Keadaan keseimbangan dapat ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak.
Contoh: diketahui : Fungsi permintaan ; Q = 15 -- P
                Fungsi penawaran ; Q = -6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?
Jawab : keseimbangan pasar ; Qd = Qs
5 -- P = -6 + 2P
21 = 3P, P = 7
Q = 15 -- P = 15 -- 7 = 8
Jadi, Pe = 7
    Qs = 8
Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
Pajak adalah pungutan pemerintah terhadap wajib pajak.
Jenis pajak ada 2 yaitu:
Pajak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah terhadap wajib pajak ( contoh  : pajak penghasilan, pajak PBB dan lain-lain.
Pajak tak langsung adalah pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah terhadap wajib pajak ( contoh : pajak tontonan, pajak hiburan, pajak makanan dan minuman ).
Bentuk pajak dibedakan menjadi 2 yaitu:
Pajak perunit adalah pajak yang dikenakan perusahaan setiap unit produk contoh: pajak rokok sebesar 50,/ batang.
Pajak proprosional adalah pajak yang dikenakan perusahaan dalam presentase (%) ( contoh : pajak kendaraan bermotor misal pajak mobil).
Pada umumnya pajak dikenakan pertama kali oleh produsen (penjual), kemudian produsen mengenakan pajak lagi kekonsumen, akibatnya harga jual menjadi lebih tinggi yang pada akhirnya kalau pada pajak yang dirugikan adalah konsumen. Jadi kalau ada pajak yanag berubah adalah fungsi penawaran karena pajak pertama kali dibebankan kepada produsen sedangkan fungsi permintaan tidak berubah melainkan (tetap).
Pengaruh pajak -- spesifik terhadap keseimbnagan pasar
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan (sebagai) beban pajak tersebut kepada konsumen.
Mengenakan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + Bq maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ.
Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 -- Q
          Penawaran; P = 3 + 0,5Q
          Pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak?
Contoh soal:
Misalnya sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5Q + 3 = 6 + 0,5Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 -- Q
 Keseimbangan pasar : Pd = 15 -- Q = 6 + 0,5Q -- 1,5Q = -9
Q = 6
Jadi, sesudah pajak ; P'e = 9 dan Q'e = 6
Beban pajak
Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P'e -- P , dalam contoh kasus diatas, tk = 9 -- 7 = 2
Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk).
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)
Rumus : T = Q'e X, dalam contoh kasus, T = 6 x 3 = 18
Pengaruh pajak-proporsional terhadap keseimbnagan pasar
Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan secara spesifik ( misalnya 3 rupiah ) per unit barang. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan harga keseimbnagan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit berbeda.
Misalnya : jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P) maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar 1% dari harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %
P -- Tp = a + bQ
(I -- t) P = a + bQ
Contoh :
Diketahui permintaan; P = 15 -- Q
         Penawaran; P = 3 + 0,5Q
         T = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8, sesudah pajak, persamaan penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 -- Q atau Q = 15 -- P
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25:
P = 3 + 0,5Q + 0,25
P = 3 + 0,75Q
Keseimbangan pasar :
Pd = Ps
15 -- Q = 3 + 0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P'e = 8,4 dan Q'e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah : t x P'
e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli adalah tk = P'e -- Pe = 8,4 -- 7 = 1,4
Sedangkan yang tanggung produsen adalah : tp = t -- tk = 2,1 -- 1,4 = 0,7
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah : T = Q'e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisis seperti ketika menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat proporsional.
Pengaruh subsidi. Subsidi yang diberikan atas produk/penjualan sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih murah.
Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah subsidi persamaannya akan menjadi P' = a + bQ -- s = (a - s) + Bq
Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 --Q
          Penawaran; P = 3 + 0,5Q
          Subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah sunsidi ?
Penyelesaian :
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8. Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5Q -- 1,5
P = 1,5 + 0,5Q Â Â Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 -- Q Â Â Â Q = 15 -- P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 -- P = -3 + 2P Â Â 18 = 3P, P = 6
Jadi dengan adanya subsidi : P'e = 6 dan Q'e = 9
Bagian subsidi yang dinikmati
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen, besarnya bagian dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Ps) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P'e).
Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 -- 1 = 0,5
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q'e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5
Keseimbangan pasar dua macam produk
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara subtitusi dan komplementar.
Contoh produk substitusi :
Beras dengan gandum dan minyak tanah & gas elpiji,
Contoh produk komplementar :
Teh dengan gula dan semen dengan pasir