Adiknda NastitiÂ
Tersayang
Rasanya nyaris tiga belas tahun
Kisah percintaan kitaÂ
Pupus layu
Dibabat pedang komando takdir
Saat engkau menjadi jamaah tunggalku
 subuh terakhir kita
Di rumah peristirahatan kita
Nastiti
11 Tahun
Biduk cinta sejati kita
Berlubang
Karam
Dalam diamnya
Diam
Kau pergi
Sayangku bahkan tidak pamit pergi
Padaku
Setidaknya
Telapak tangan kananku
Berharap sempat kau cium
Lembut
berharap bibir delima indah
Polos
Tanpa lipstikmu
Nempel
Pasrah
Sumarah
Penuh pengabdian sehidup
Semati
Seperti janji kita
Sebelum menikah
Nastiti
Kenapa kisah gelombang cinta
Kita begitu singkat
Lebih singkat
Dari usia duren petruk yang kita tanam
Sayangku
Kenapa hanya 11 tahun
Kita bersama
Di dunia ?
Kenapa.engkau dipanggil
Lebih cwpat
Daripadaku
Yang setiap hari
Menyodorkan diri
Untuk mati
Demi bangsa
Negara
Yang kucintai
Aku rela.mati
Untuk NKRI, tapi aku tak rela
Engkau mati
Lebih pagi
Dari paginya
Pagi
Nastiti
Engkau tahu
Nastiti
Kau bawa pergi
Semua kenangam manis
Kita tenggelam
Bersama karamnya
Raga tubuhmu
Ke tanah merah
Berhias mawar
Merah
Mawar
Putih
Dan kucuran air bening
Tujuh mata air
Yang kau rawat
Dengan Hati
Selama ini
Nastiti
Engkau.mati
Dan aku beruntung
Hidup
Walau aku telah mati
Berkali
Kali
Setiapkali terkenang
Tujuh detik saja
Senyum polos terindah
Dari bibirmu
Duh, Nastiti
Sudah berpuluh tahun
rasa ini kai tinggalkan
Tapi seperti baru kemarin saja
Maafkan aku bila  gagal gagahÂ
jadi perwira terapuh
Pelindung
Hatimu
Salam cinta abadi
Nagata
***
Kenangan manis itu dimulai, ketika tiba malam inagurasi taruna Akmil, Angkatan Udara. pada malam istimewa itu, semua siswa taruna wajib membawa pasangan datang ke pesta upacata. Wajib wanita. Wajib cantik.
Bila gagal membawa wanita istimewa. Maka dalam upacara berikutnya, taruna yang datang sendirian saja, tanpa.membawa pasangan, maka ia dihukum.ramai ramai menjadi taruna pelayan sampai.semester berikutnya.
Karena waktu.mencari pasangan pesta amat pendek. Banyak yang mengambil jalan pintas dengan menyewa Pelacur dari kompleks yang tak jauh dari sekolah calon perwira Angkatan Udara ini, tapi Nagata beda, lalu ia memasuki kampus negeri, mencari perempuan idaman dengan cara.cerdas.dan berani.
Masuklah ia ke faultas ekonomi. Siswa taruna  berkepala plontos, dan ceking tubuhnya,  sempat orientasi medan  beberapa saat
, juga ke fakultas hukum. Tapi.aura biasa yang ia dapat.
Ketika.memasuki areal.Fakultas Kedokteran, barulah ia.merasa.coCok. Pas dia duduk.di mulut masjid Fakultas, sesosok gadis ayu, tanpa.pulasan make up, berjalan kearahnya dengan santun dan indah. Diluar cewek itu menyapa terlebih dahulu
"Mau cari siapa Mas, mungkin bisa saya bantu?". Sapanya ramah, sambil tersenyum tipis. Walau amat tipis, mampu.membuat gempa hati siswa taruna Nagata skala righter maksimal. pemuda itu sempat gelagapan, dan keringatnya banjir bercucuran di kepala dan dada.
"Emm, sebetulnya.saya cari kamu !", ucap Nagata lanngsung, entah dapat.kekuatan darimana dia bisa mengucapkan kata itu. Walau berseragam mentereng, ala perwira tentara dan sudah mengalami.gemblengan lahir batin, tetap saja, pemuda pelosok, dari dusun nyaris tak bernama, di ujung dalam Pulau Halmahera jadi gagap. Juga gugup berkenalan kali pertama dengan seorang wanta kota, ayu, pintat, calon dokter pula !.
Setelahh berkenalan, Nagata.menyampaikan niatnya, mengajak Nastiti hadir sebagai pasangannya dalam.inagurasi karbol.Akademi Angkatan Udara, nanti.malam. diluar.dugaan Nagata, Nastiti.mengangguk. kedua pemuda.pemudi saling teraenyum.lucu.
***
Kanda
Bila engkau
Memang mencintaiku
Lebih dari apapun
Buktikan
Temui aku
Di masjid samping
Alun alun
Saat pesiar pertamamu
Kutunggu
Dhuhur jamaah kita
21 April  tahun kabisat
Hormatku
Nastiti
***
Aduh sayang, engkau tak tahu, surat tanda tresnomu kemarin, dibaca ketua kelas keras keras. Semua taruna mendengarnya. Semua bahagia mendengarnya. Aku dag dig duh, malu setengah mati. Batin Nagata menggerutu, sedih, senang, berharap banyak, campur aduk.
***
 Adik Nastiti
Nan cantik
Pemilik panji panji kejayaan
Kibaran kejuangan daya sakti
Cinta negeri
Cinta hatiku
Adalah gelombang  angin
Yang memutar baling baling
Pesawat coreng
Memburu
Musuh
Tanpa gentar
Aku masih menakar hati
Untuk bisa bernyali datang
Menemuimu
Di rumah ibadah kita
Aku masih mengukur semuanya
Semoga kawan kawan taruna
Dan seniorku
Tidak ada yang iseng datang
Kalau datang
Repot  kita
Salam janji jiwa
Tertanda
Nagata
(taruna pembela hatimu)
***
Tiba hari pesiar pertama
Yang diperjanjikan, Â setelah menyemir sepatu dan mem-braso kepala ikat pinggang sampai mengkilap, Nagata berjalan gagah, Â menuju masjid tempat mereka awal ketemu dulu.
Nastiti telah menunggu, Â mulutnya kali ini tidak bicara banyak. Â Tapi matanya punya seribu cinta dan cerita.
"Kenapa kita ketemu di Masjid Nastiti ?", tanya taruna muda itu penasaran.
"Bisa saja kita ketemu di tempat makan., tapi aku mau tahu keseriusanmu ", papar Nastiti lembut dan hati hati. Matanya membelalak makin indah. Benak pemuda lugu itu terkunci.
" Aku datang, Â berarti aku serius Dik...", tegas Nagata Tanpa ragu. Dia menemukan panggilan buat pujaan hatinya yang pas dan dia bahagia.
"Aku percaya Kang Nagata, tapi aku akan lebih bahagia bila Akang berani ketemu orang tuaku, Â dan minta ijin menikah... ",pinta Nastiti sungguh sungguh, Â gadis inj pun senang menemukan panggilan. Kesayangan untuk pereira4muda perebut republik hatinya.
" Hmmm, Â untukmu aku siap saja, tapi siapkah engkau berrtemu dan berkenalan dengan orang tuaku terlebih dahulu? ",pinta Nagata setengah merayu. Â Tidak pakai lama. Â Nastiti langsung menganggukkan kepala. Setuju.
***
Kang Nagata
Kekasih hati
Terbaikku
Syukur alhamdulillah, Â
Aku bahagia
Sudah diterima
Orang tuamu
Perjalanan jauh
Menyambangi Halmahera-mu
Membuat tabunganku
Habis
Tapo tak apa
Buat ngirit
Sekarang aku pindah kos
Di rumah kayu
Diatas bong
Kuburan cima
Seram sedikit
Tapi murah semurah
Murahnya
Disini aku justru
Tenang
Menantimu lulus
Dengan nilai terbaik
Aku lebih banyak praktek
Jelang dokter muda
Doamu
Ya Kang
Oya jangan resahkan
Tempat kosku
Yang nyleneh ini
Disini hafalan anatomi
Dan disiplin medis
Lancar sekali
Heran,
Toh cepat atau lambat
Kita akan mati
Dipanggul Tuhan
Selamat belajar sayang
Sembah sujud cinta
Selalu untukmu
Penjaga benteng hatiku
Tertanda
Nastiti-mu
***
Yang Tercinta Nastiti
Alhamdulillah, aku bisa menyelsaikan mata kuliah ke tujuh yang berangkai, ini agak gawat, Â kalau tidak lulus satu, Â yang kemarin lulus, Â harus diulang. Â Mata kuliah ini mengutamakan kejujuran taruna.
Berat memang, Â tapi setelah jujur menghadap orang tuamu di lembah Kamojang, dan ledua beliaumi meneromaku dengan tangan terbuka.
Aku tahu perjodohan kita sudah teramat dekat.
Doakan aku lulus cepat, Â ya sayang.
Hei hemat ya hemat tapi jangan kos disitu tanpaku
Mestinya
Tapi aku tahu
Kamu akan jadi dokter hebat
Selamat belajat sayang
Pemilik seluruh gudang peluru
Amunisi semangat pengabdianku pada bangsa dan negara tercinta.
Salam hormat juga riindu
Nagata-mu
***
Pernikahan bukan barang pasar
Bukan jajan buntu
Kesetiaan
Hari demi hari
Terindah
Kemudian
Saat jemari
Nastiti Nagata
Bergenggam
Menuatu
Lahir batin
Kemudian
Tak ada yang bisa
Menghalangi terbitnya
Matahari cinta
Temetesing madu
Enerji daya hidup
Penuh asmara
Murni
Antara Dokter muda Nastiti
Dan perwira muda Nagata
Diikat oleh hukum langit
Bumi
Semesta merestui
Tak dapat dilukiskan detail
Bagaimana bahagianya
Dua insan yang kini
Mereguk
Anggur nikmat
Rahasia umur
Dan kehidupan fana ini
***
Selamat tugas
Perwira gagahku
Renggut bintang
Paling tercermelang
Untukku
Nastiti-mu selalu
***
Dokter Muda Nastiti
Jangan kau suntik aku
Dengan anti biotik
Cintamu
Aku tak mau sembuh
Dari virus rindumu
Peluk cinta dari Rusia
Nagata-mu selalu.
***
Kang Nagata
Kalau pada akhirnya
Dedaun kuning
Di pohon afrika kita
Jatuh luruh
Dimakan jadi obat domba
Engkau akan tahu
Rabuk
Pupuk
Paling menyuburkan
Adalah tubuh
Dan jiwaku
Selamat bertugas sampai tuntas sayangku
Masih Nastiti-mu
Selalu
***
11 tahun
Penuh cinta berlaliu
Setelah lahir sang buah hati
Dsn dibesarkan penuh kasih sayang
Seandainya kita tak subuh berjamaah, seandainya
Aku sempat
Mengecup
Keningmu
Memeluk
Hatimu
Disaat terakhir
Sakaratul maut
Terindahmu
Semoga istriku Nastiti
Khusnul khotimah
Memiliki akhir yang baik
Pinta Nagata d
Dalam doa
Doa sendirinya
Tanpa putus
***
Nastiti
Hatiku
Compang camping
Remuk
Semenjak
Kau pergi
Langit dan bumi
Sungguh
Memisahkan kita
Tapi hati ini kau bawa pergi
Kujaga buah
Hati kiya
Dengan kesungguhan elang
Menjaga
Anaknya hingga siap terbang
Semoga
Engkau nyaman dsn nyenyak tidurmu
Di pembaringan keilahian.
Salam rindu abadi
Nagata
***
Surat itu dilipat Nagata dan dimasukkan amplop biru tanpa perangko,
Setiap kali ziarah ke makam istri tercinta, Â surat surat yang terus ia guris
Sepenuh cinta, Â Nagata masukkan ke sebuah lubang, Â yang tercipta begitu saja diatas makam dekat nisan batu, Â bertuliskan "Pergi untuk kembali, Â Nastiti",
Semoga surat surat ini bisa kau baca Nastiti, Â walau kukirim dari bumi, Â semoga bisa kau baca di langit..
**
(Semoga kisah romantis sang perwira ksatriaÂ
bersama dokter milik rakyat
Dalam lelehan sembilu hati nan lara
Menginspirasi tunas tunas muda wira benteng pembela bangsa !
*Kandamu sang perwira ksatria*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H