"Bukan urusan lo, gue beli pake duit gue. Ga usah banyak komentar" aku membalas dengan ketus. "Makasih bu" setelah menerima sosisnya, aku membawa sosis itu menuju meja paling pojok.Â
  Aku menikmati sosis dengan tenang, meskipun suasana kantin sangat ramai aku terus mengabaikannya. Semua orang bercengkrama dan bergosip ria, aku bingung kenapa manusia suka sekali membicarakan orang lain, apa mereka merasa sempurna setelah menyebarkan keburukan orang lain. Dan lagi yang mereka bahas hanya seputar laki laki, seolah mereka akan mati jika tidak membicarakannya sehari saja.
  "Lo punya hubungan apa sama Yohan?" Sebuah suara membuyarkan isi pikiranku, aku menoleh, seorang gadis dengan perawakan cukup tinggi dan langsing berdiri disebelahku dengan tangan yang terlipat di dada, make up nya cukup tebal untuk ukuran anak SMA. Hah aku harus berurusan lagi dengan manusia aneh.
  "Gue ga kenal siapa yohan" aku menjawab acuh, melanjutkan menikmati sosis ditanganku.
  "Jangan bohong! Gue tau kemarin lo kebelakang sekolah sama yohan kan!"
  "Oh itu, gue gatau kalo itu yang namanya yohan"Â
Setelah aku berkata seperti itu, dia tiba tiba menarik rambutku, aku mengaduh dan balas menarik rambutnya dengan lebih kuat aku tidak peduli jika rambutnya akan tercabut semua, dia yang memulai semuanya.
  "Lepasin cewek gila!" Dia berteriak dengan keras. Aku tidak menanggapi dan langsung menginjak kakinya, seketika suasana kantin sangat ricuh, beberapa bahkan merekam perkelahian ini. Hah aku benci ini, aku pasti akan menjadi perbincangan satu sekolah. Wanita ini melepaskan tarikan diranbutku sesaat setelah aku injak kakinya. Penampilannya sangat buruk tidak jauh berbeda denganku, aku langsung pergi meninggalkan kantin aku benci melihat tatapan orang orang itu, sangat menjijikan.
  Aku berlari menuju toilet yang biasa aku tempati. Aku mual, semuanya begitu menyesakkan. Saat sampai aku langsung masuk dan mengunci pintunya, aku mengeluarkan seluruh isi perutku. Sosis yang baru saja kumakan harus keluar seperti ini, belum ada 10 menit sosis itu ada di perutku.
  Setelah mengeluarkan isi perutku, aku langsung membersihkannya, kemudian aku duduk diatas toilet. Ini pertama kali nya aku bertengkar di ruang publik, aku bergidik membayangkan tatapan orang orang setelah aku keluar dari sini. Aku yang berharap dapat keluar dalam belenggu kegelapan ini, justru semakin jatuh kedalam.
  "Ayah bakal marah kalo dia tahu gue bikin masalah" aku menghela nafas berat, memejamkan mata mencoba menghalau segala pikiran negatif.