Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bang Jho Berhenti Merokok dengan "Public Commitment"

2 Mei 2019   07:27 Diperbarui: 2 Mei 2019   07:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.wikihow.com

Ini menaarinya bicara prilaku atau saya biasa sebut sebagai program bawah sadar, jadi sifat ikiran bawah sadar itu netral mas, jadi apapun data / informasi yang telah berhasil masuk dalam pikiran bawah sadar maka ia akan " dianggap " , saya kasih tanda petik ya biar jelas, dianggap sama pikiran bawah sadar sebagai hal yang benar.

Dianggap benar itu walaupun sebenarnya prilaku atau keadaan itu tdak benar. Sebagai contoh saja, saat orang anak yang tidak tahu tentang kecoa, ia melihat ibunya menjadak menjerit -- jerit loncat karena kecoa, maka anak akan merekam apa yang dilihatnya ;  ibunya loncat -- loncat ketakutan pada kecoa, didengarnya ; ibunya teriak teriak ketakutan sama kecoa, dan dirasakan ; rasa muncul yang diakumulasi dari yang dilihat dan dengar, itu semua akan masuk dalam pikiran bawah sadar anak menjadi program pikiran wabah sadar.

Maka, saat lain hari anak lihat kecoa ia akan melakukan hal yang sama seperti dengan yang dilakukan ibunya, walaupun orang lain berusaha menjelaskan bahwa kecoa lucu, dan tidak menggigit, ia akan mengabaikannya tetap fokus pada data bawah sadar yang terlanjur dimiki sianak.

Sehingga sangat wajar kalau para penikmat rokok sama sekalai mengabaikan apapun bahkan termasuk pengetahuannya tentang bahaya merokok, tentang hukum rokok, sampai hal yang bersifat ancaman kematian bagi peikmat itu sama sekali tidak penting, sebaliknya data yang ada makin dikuatkan dengan adanya iklan -- iklan rokok yang menyajukan gaya halus dimana kalau anda perhatikan ;

  • Tidak ada iklan rokok satu pun yang mengajak merokok " Ayoooo merokok !!!!"
  • Tidak ada iklan rokok sekalipun yang bercerita manfaat rokok
  • TAPI.... SEMUA IKLAN ROKOK MENHADIRKAN SIMBOL -- SIMBOL KEJANTANAN, KEKUATAN, KEBAHAGIAAN, SENSUALITAS DAN MODERNITAS

Selamat buat Bang Jho !!!, lanjutkan terus dan saya ( penulis ) juga mantan perokok berat hampir 18 tahun yang pada akhirnya dipertemukan dengan tehnik hypnotherapy untuk memilih berdamai dan mengibah program bawah sadar menjadi seperti sekarang bukan penikmat rokok.

Buat anda yang masih menjadi penikmat rokok, jangan berhenti merokok sekiranya anda masih menikmatinya tapi nikmatilah kebahagiaan keluarga anda dan sadari penuh apa yang anda cari soal nikmat karena anda sendiri yang tahu kebutuhan anda untuk sehat dan bagaimana komitmen kuat anda dan tekad kuat anda yang akan membuat anda memilih berhenti, serta hidup lebih sehat versi diri anda sendiri.

{{{ positif, sehat dan bahagia }}}

Brebes, 2 Mei 2019
Aziz Amin    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun