Lihatlah bagaimana para orang tua bangga ketika anaknya bisa menari tarian -- tarian orang dewasa, lihatlah bagaimana anak -- akan bisa menyanyikan lagu -- lagu orang dewasa, bahkan anak dipaksa mulai mengenal kedewasaan dari sajian -- sajian televisi, dari permainan yang ada di gadget nya.
Kembali kebahasan sebelumnya atas nama kemudahan belajar dan mencari referensi materi belajar, anak dibelikan Android, Gadget yang full dengan akses koneksi internet, bahkan beberapa orang tua sengaja mengalokasikan anggaran kuota untuk itu, " Apa salah ? "
Tentu tidak, tapi minimnya kontrol orang tua dan atas nama kesibukan orang tua juga ini akan menjadi sebuah petaka yang mengancam anak dimasa akan datang, ada masa seperti ini masa emas dimana pikiran anak masih sangat kosong ( belum memiliki data pembanding dalam memori nya ) maka informasi apapun yang ia lihat, dengar dan rasakan bisa jadi menjadi program bawah sadar yang kuat yang akan mempengaruhi ia dimasa yang akan datang.
Orag tua rela mengalokasikan anggaran yang sangat banyak untuk menjadikan anak -- anak sukses sesuai dengan kerangka pikirnya, les membaca, les calistung, les bahasa inggiris, les menari, les karate, les -- les yang lain sehingga anak benar benar hanya berperan menjadi objek yang sedang dibentuk tanpa diberikan kesempatan untuk terlibat berproses menjadikannya diri yang berkualitas sebagai penerus generasi selanjutnya.
Dan waspadalah... hal ini yang seringkali memicu konflik internal mereka saat pertumbungan mulai naik antara keinginan pribadi dan mengikuti arahan orang tua, dan seringkali anak cenderung mulai membrontak dan menjadi rival orang tua dalam menentukan masa depan menemukan jatidirinya.
Proses pertumbuhan anti sosial dan hanya berinteraksi dengan gadget ini yang seringkali ia mengakses informasi yang sebenarnya bukan hal yang positif akan tetapi sudah masuk dalam program pikirannya ( inprit ) sehingga ia meyakini bahwa hal inilah yang ia anggap sebagai tujuan yang sebenarnya.
Dan saat seperti ini orang tua baru mulai menyadari ada sebuah proses yang dianggap tidak berhasil dan mengganggap diri " GAGAL " dalam mendidik anak -- anak.
Tidak 100% benar bahwa metode hipnoterapi metode yang ampuh untuk kasus yang dianggap kenakalan anak dan perubahan prilaku anak menuju hal yang tidak baik.
Di Griya Hypnotherapy MPC Brebes contohnya, banyak sekali kasus yang melibatkan hubungan orang tua dan anak memanas hanya terkait dengan ego masing -- masing yang sangat kuat, dan semua sebagian besar memang diawali dari proses input data dan pola asuh modern yang ternyata menyebabkan efek yang dianggap tidak sesuai harapan orang tua hal ini mengingat orang tua modern saat in relatif tidak memiliki banyak waktu luang untuk memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian serta melihat proses tumbuh dan kembang anak.
Maka wajar saat anak menemukan konsep kehidupannya sendiri dengan komunitas, teman -- temannya yang interaksinya hanya lewat dunia maya, pertanyaanya " Apa hipnoterapi mampu menangani ini ?"