Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Itu Objek atau Subjek dalam Proses Pertumbuhannya

22 April 2018   06:24 Diperbarui: 22 April 2018   08:41 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang tua pasti berharap anaknya sukses, berharap anak nya tumbuh dan berkembang seperti harapan orang tua dan kesuksesan dunia dan akherat dengan mengharapkan bahwa kelak anak akan menjadi anak yang sholeh / sholehah, berguna bagi agama, nusa dan bangsanya serta membanggakan kedua orang tuanya.

Era digital era yang luar biasa bagi pola pendidikan generasi saat ini, pergeseran nilai dan tata cara mendidik berkmbang sangat pesat, anak -- anak lebih terbiasa beriteraksi dengan alat -- alat elektronik dari pada bermaen dengan teman sebayanya.

Tentu alat tehnologi memiliki segudang manfaat dan sisi positif, akan tetapi ada potensi bahaya yang sangat mengancam keberlangsungan perkembangan anak sesuai dengan usianya bahkan penanaman program bawah sadar yang menjadi antisosial.

Anak -- anak seringkali merasa baik -- baik saja tanpa harus berinteraks dengan orang lain, bahwa ketersediaan kuaota internet dan sarana pendukungnya sudah cukup menopang kehidupannya dan atas nama modernisasi ini orang tua seringkali dibuai dengan ego pibadi merasa bangga bila dapat mencukupi sarana modern bagi anak sebagai pengakuan atas kemapanan.

GADGET UNTUK HAL POSITIF

Semua berawal dari hal yang berbungkus niat positif, tidak ada prilaku apapun yang dilakukan manusia tanpa ada tujuan atau niat positif. Bahkan seorang pencuri sekalipun ia mencuri pasti ada niat positif bagi dirinya, seperti mencukupi kebutuhan keluarganya, atau hanya untuk menunjukkan kebanggan pada teman -- temannya utuk mendapatkan pengakuan bahwa ia adalah pencuri yang handal.

"Akan tetapi apakah niat positif itu benar ?"

Tentu saja niat positf untuk diri sendiri belum tentu benar kalau dipandang dari berbagai aspek nilai -- nilai yang berlaku dimasyarakt, baik nilai agama, sosial, hukum dan lain sebagainya, kkesimpulannya adalah, bahwa manusia akan mencari alasan yang akan menjadi daya ungkit dirinya untuk melakukan dan daya ungkit atau motivasi itulah pasti memiliki nilai positif yang adakalanya sangat penting bagi dia tanpa meperdulika kaitan dengan orang lain atau masa depan.

Sama seperti bagaimana mendidik anak, banyak sekali orang tua karena minimnya pengetahuan atau karena sangkin banyaknya pengetahuan seringkali memperlakukan anak sebagai objek bukan subjek, apapaun perkembangan anak diharapkan sesuai dengan apa yang diinginkan orang tua.

Menariknya atas nama ego kemewahan, ego untuk diakui da ego -- ego lain yang sebenarnya semua untuk kepentingan orang tua anak menjadi sebuah objek yang dieksplorasi orang tua untuk memuaskan apa yang diharapkan orang tua, dan dalam kacamata modern adalah seringkali menjadi sebuah capaian yang semu atas nama " Anak Sukses ".

Hypnoparenting Guru TK / PAUD, Dok Pribadi
Hypnoparenting Guru TK / PAUD, Dok Pribadi
ANAK ADALAH SUBJEK BUKAN OBJEK

Lihatlah bagaimana para orang tua bangga ketika anaknya bisa menari tarian -- tarian orang dewasa, lihatlah bagaimana anak -- akan bisa menyanyikan lagu -- lagu orang dewasa, bahkan anak dipaksa mulai mengenal kedewasaan dari sajian -- sajian televisi, dari permainan yang ada di gadget nya.

Kembali kebahasan sebelumnya atas nama kemudahan belajar dan mencari referensi materi belajar, anak dibelikan Android, Gadget yang full dengan akses koneksi internet, bahkan beberapa orang tua sengaja mengalokasikan anggaran kuota untuk itu, " Apa salah ? "

Tentu tidak, tapi minimnya kontrol orang tua dan atas nama kesibukan orang tua juga ini akan menjadi sebuah petaka yang mengancam anak dimasa akan datang, ada masa seperti ini masa emas dimana pikiran anak masih sangat kosong ( belum memiliki data pembanding dalam memori nya ) maka informasi apapun yang ia lihat, dengar dan rasakan bisa jadi menjadi program bawah sadar yang kuat yang akan mempengaruhi ia dimasa yang akan datang.

Orag tua rela mengalokasikan anggaran yang sangat banyak untuk menjadikan anak -- anak sukses sesuai dengan kerangka pikirnya, les membaca, les calistung, les bahasa inggiris, les menari, les karate, les -- les yang lain sehingga anak benar benar hanya berperan menjadi objek yang sedang dibentuk tanpa diberikan kesempatan untuk terlibat berproses menjadikannya diri yang berkualitas sebagai penerus generasi selanjutnya.

Dan waspadalah... hal ini yang seringkali memicu konflik internal mereka saat pertumbungan mulai naik antara keinginan pribadi dan mengikuti arahan orang tua, dan seringkali anak cenderung mulai membrontak dan menjadi rival orang tua dalam menentukan masa depan menemukan jatidirinya.

Proses pertumbuhan anti sosial dan hanya berinteraksi dengan gadget ini yang seringkali ia mengakses informasi yang sebenarnya bukan hal yang positif akan tetapi sudah masuk dalam program pikirannya ( inprit ) sehingga ia meyakini bahwa hal inilah yang ia anggap sebagai tujuan yang sebenarnya.

Dan saat seperti ini orang tua baru mulai menyadari ada sebuah proses yang dianggap tidak berhasil dan mengganggap diri " GAGAL " dalam mendidik anak -- anak.

Hypnoparenting Guru TK / PAUD
Hypnoparenting Guru TK / PAUD
HYPNOTHERAPY DIANGGAP CARA AMPUH

Tidak 100% benar bahwa metode hipnoterapi metode yang ampuh untuk kasus yang dianggap kenakalan anak dan perubahan prilaku anak menuju hal yang tidak baik.

Di Griya Hypnotherapy MPC Brebes contohnya, banyak sekali kasus yang melibatkan hubungan orang tua dan anak memanas hanya terkait dengan ego masing -- masing yang sangat kuat, dan semua sebagian besar memang diawali dari proses input data dan pola asuh modern yang ternyata menyebabkan efek yang dianggap tidak sesuai harapan orang tua hal ini mengingat orang tua modern saat in relatif tidak memiliki banyak waktu luang untuk memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian serta melihat proses tumbuh dan kembang anak.

Maka wajar saat anak menemukan konsep kehidupannya sendiri dengan komunitas, teman -- temannya yang interaksinya hanya lewat dunia maya, pertanyaanya " Apa hipnoterapi mampu menangani ini ?"

Sebagai seorang hypnotherapist penulis tidak berani bilang ini ampuh tapi kenyataanya dari sekian kasus prosentasenya bisa mencapai 80-90% efektif selama diberikan ruang yang cukup untuk mengenal anak dan orang tua mau belajar dan mengikuti dan merunut bagaimana pola anak terbentuk.

Akan tetapi akan menjadi sangat susah kalau orang tua masih teguh pada egonya bahwa ia yang paing benar dan mengharap anak tetap sebagai objek yang harus mau diubah dan dibentuk seperti yang diinginkan maka penanganan kasus seperti ini menjadi tak mudah.

Sumber: se.dreamstime.com
Sumber: se.dreamstime.com
MENGHARAP ANAK JADI SHOLEH, DO'A SAJA TIDAK CUKUP

Pada saat begini orang tua sering kali berputus asa, bahwa mendidik anak tidak mudah dan anaknya adalah anak yang dengan lebel sangat tidak baik dari ; anak nakal, anak bandel, pembangkang, nggak berbudi, bahkan kalimat itu rutin dikatakan dan diceritakan dalam kemasan keluhan dimedia sosial dan ke orang banyak

Ingat !!!!, kalimat adalah rasa, dan rasa adalah do'a, yang dalam makna sederhana penulis tulis bahwa ".... bukankan Allah Ta'la itu sesuai prasangka hambanya ?", maka wajar bila anak yang digadag -- gadang sebagai objek eksperimen menjadi diri anda yang lain di generasi selanjutnya akan mengalami kegagalan karena anda menanamkannya dengan sugesti -- sugesti negatif.

Padahal munculnya sugesti itu karena anda sendiri yang lupa bagaimana proses yang telah berjalan anda abaikan mencurahkan energi yang dalam bahasa kias penulis katakan, bagaimana anda akan membuat roti yang lezat, roti yang enak, roti yang harum akan tetapi anda tidak sempurna menyiapkan bahan -- bahan pembuatnya, bagaimana tepunya yang tidak berkualitas, bagaimana pengembangnya menggunakan pengembang yang instans maka... jangan harap roti anda menjadi roti yang anda harapkan.

Itu baru dari sudut panndang bahan, bagaimana rezeki yang anda dapatkan, pekerjaan yang anda kerjakan dan curahan cinta dan kasih sayang cukup kah...? maka sadari anda nggak bisa dan nggak cukup hanya berdo'a bisa menghasilkan roti yang baik, bagus, lezat dan harum sementara bahan -- bahannya tidak dierhatikan.

Jangan salahkan kalau roti tidak jadi roti tai hanya menjadi roten, karena anda salah menaruhnya, adonan yang seharusnya anda taruh di oven, harusnya dikukus akan tetapi ada taruhnya di penggorengan dengan minyak, ya... roti hanya impian dan roten akan tersaji dihadapan anda.

" kalau berharap anak sholeh dan sholehah, sementara anda hanya berdo'a saja itu tidak cukup !!!!, sementara ia tidak pernah dikenalkan ilmu agama, ia tak pernah dikenalkan tauhid, jadi kalau mau anak sholeh / sholehah ya arahkan dan taruh di Ponsok Pesantren "

Kalau pondok pesantren adalah oven yang akan menjadikan roti lezat dan harum, maka jangan terlalu berharap banyak akan hadir dan tersaji roti kalau tidak dimasukan dalam oven, bisa jadi akan muncul roten, bolang baling, onde -- onde atau malah donat, maka nikmati....

Penulis mengajak anda bijak menyikapi anak dan mulai melibatkannya menjadi subjek buka objek semata, bukan memerintah tapi mengajak dan mengarahkan ia menggapai aya yang seharusnya dicapai sesuai harapan orang tua

Aziz Amin | Kompasianer Brebes
Trainer & Hypotherapist MPC School of ypnotism
WA : 085742201850

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun