Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan Founder MPC INDONESIA WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melekat dengan Vertigo

20 November 2017   10:44 Diperbarui: 20 November 2017   11:15 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | http://neuroepilepsy.com

Saya menjelaskan padanya tentang apa yang ia katakan dari awal datang dan bercerita banyak hal tentang apa yang diyakini menjadi miliknya, saya sebut ia tertalu kuat menggenggam penyakitnya.

Ya Bapak itu "MEMILIKI PENYAKITNYA " padahal ia sangat tahu bahwa itu menyakitkan dan membuatnya tidak menikmati hidup, tapi ia melekat kuat menggengam penyakit vertigo seolah olah ia miliki.

" Bapak punya vertigo ? " YA mas...

" Bisa tunjukan Vertigo bapak pada saya ? "

Bapak itu bingun dan bengong, hahahahaha, ya sama seperti ketika anda memiliki sepeda motor maka andakan selalu dapat melihat dan merasakan kehadiran sepeda motor tersebut.

Saat ia meyakini bahwa ia memiliki vertigo maka setiap pagi saat ia bangun tidur, ia kadang justru mentgakses rasa memilki vertigo, yang muncul awal adalah " jangan - jangan vertigoku kumat ? ", kepala saya pusing nggak yah ? ", "Vertigo sama terasa nggak ya ? "

" hahahahahaha... " bapak itu ketawa menertawakan dirinya sendiri,

" Bukankan Allah Ta'ala sesuai prasangka hambanya pak ? ", jadiii.... apa yang saya tulis ini (kertas tertulis poin yang selalu ia katakan) itu prasangka dia pada Tuhannya, dan terkabulkan sehingga berobat kemanapun maka tidak akan pernah sembuh.

*Kesembuhan satu penyakit tidak berada diluar sana, di dokter, obat, orang pinter ataupun therapist, melainkan dalam dirinya seberapa siap ia untuk menerima kondisi sakitnya dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun