Tanpa berpikir panjang, Karin langsung menanyakan berapa yang preman-preman itu minta sebagai ganti rugi, Karin tidak mau ada kekerasan dan supaya masalah ini segera selesai
Karin terkejut ketika preman itu menyebutkan nominalnya. Preman itu meminta Rp1.000.000,00 sebagai ganti rugi. Karin merasa tidak adil, ia merasa cuma dimanfaatkan dan diperas oleh para preman itu untuk dapat uang banyak.Â
Karin terdiam dan berfikir apa yang harus ia laukan, berikan atau tidak? Para preman itu menggertak lagi dan mengancam akan mengeluarkan senjata mereka. Sinta dan Nia terkejut. Sinta lalu memeluk Nia yang berada di tanah, mereka ketakutan.Â
Melihat mereka seperti itu, Karin tidak tega, ia langsung memberikan sejumlah uang tersebut dan meminta preman-preman itu untuk pergi dengan motor mereka yang terlihat sehat wal afiat, tidak ada lecet sedikit pun.
Nia tiba-tiba berdiri sambil memegangi kakinya yang sakit
"Aku berterimaksih banget sama kalian, tapi aku kan udah bilang gak usah bantuin aku lagi, aku gak mau di bantuin kalian, apalagi kamu, Rin nggak semuanya bisa dibeli pake uang, kamu seharusnya bisa bikin preman itu minta maaf, motor mereka kan juga nggak papa, tapi kamu malah ngasih uang banyak banget. Aku tau kalian itu orang kaya, dapet uang dengan mudah, uang habis kalian tinggal minta, tapi aku apa? Aku cuma orang miskin yang nggak punya apa-apa," Nia sedikit sebal.
"Ni, maksudnya tu nggak gitu," jelas Karin,"aku nggak mau ada kekerasan di sini, biar masalahnya cepet kelar aja, lagian kaki kamu masih sakit kan"
"Udah cukup! Aku nggak butuh belas kasian kalian. Aku bisa cari uang sendiri, hasil keringatku sendiri, dan aku butuh kerja keras buat dapat uang sebanyak itu. Semua orang kayak kalian itu sama aja. Aku benci sama kalian!" bentak Nia sambil menangis dan berlari menjauh meninggalkan Karin dan Sinta yang mematung ditempat.