Gubrak! Bener juga kata si mbak. Dialah saksi kepulanganku, saat aku  melintas di depan rumahnya setiap hari.
Meski tidak sepenuhnya benar kalau aku tidak pernah lihat siangnya rumah, namun aku terharu dengan jawaban itu. Berarti kan si mbak memperhatikan bagaimana sebenarnya hidup ini. Yang terlihat enak di mata seseorang, belum tentu enak di mata orang lain.Â
Dan pada intinya, kita diingatkan untuk senantiasa mensyukuri apa yang kita peroleh. Karena menurut Allah-pun demikian. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216).
Sekarang, mau apa lagi kalau tidak bersyukur dan bersyukur. Dibilang tumben sama tetangga, nggak masalah. Dibilang tumben juga sama suami dan anak-anak, itu mah biasa. Asal nggak dibilang "Tumben bersyukur ..!". Na'udzubillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H