Mungkin juga karena "prahara politik" semacam itu sehingga membuat Ganjar tidak begitu jelas dan tegas dalam memposisikan diri dalam ruang perdebatan Capres perdana itu. Itulah kesan pertama muncul manakala melihat pemaparan gagasan, visi misi dan program politiknya beserta rangkaian proses perdebatan yang berlangsung di dalamnya. Di situ rupa-rupanya sisi intelek-retoris seorang Ganjar tidak dimaksimalkan untuk meyakinkan publik bahwa mereka sebagai pelanjut titah kekuasaan rezim Jokowi bukan hanya sekedar klaim politik tanpa bukti nyata. Meminjam istilah Kaseang, sang Ketua PSI yang super kilat itu, bahwa posisinya Ganjar tidak jelas.
Ya. Ketika menyaksikan pemaparan gagasan, visi misi dan program politik yang disampaikan Ganjar dalam forum perdebatan nampak terlihat bahwa posisi Ganjar tidak jelas; apakah pelanjut titah kekuasaan politik rezim Jokowi atau malah menjadi oposisi yang mengusung perubahan dan perbaikan. Sebab, di satu sisi Ganjar mengidentifikasi dan mengekspos beberapa problem yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, khususnya pada rezim Jokowi, namun pada sisi lain malah tidak ada penegasan posisi terkait dengan apa yang disampaikan. Bahkan lucunya Ganjar dan Prabowo saling membuka "kartu rezim" dalam debat soal pupuk.
Tabik, 17 Desember 2023 |***|
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI