Mohon tunggu...
Azis Maloko
Azis Maloko Mohon Tunggu... Penulis - seorang pejalan yang menikmati hari-hari dengan membaca

anak nelayan berkebangsaan Lamakera nun jauh di sana, hobi membaca dan menulis, suka protes, tapi humanis dan humoris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seni Mengukir Kata: Cara Mudah, Cepat dan Tuntas Menyusun Karya Ilmiah

2 Oktober 2023   17:23 Diperbarui: 2 Oktober 2023   17:30 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sementara kategori penilaian metode terakhir adalah metode sebagai sebuah pendekatan keilmuan. Untuk kategori penilaian motede ini dalam karya ilmiah disebut dengan "metodologi penelitian". Jika kajian karya ilmiah merupakan library research (kajian kepustakaan), maka posisi metodologi penelitian biasanya berada pada bab satu bersama dengan beberapa sub pembahasan bab satu lainnya. Sementara kalau karya ilmiah merupakan field research (kajian lapangan), maka posisinya biasa berada pada bab dua; berdiri sendiri, sama dengan bab satu, bab dua, bab empat dan bab lima. Itu pada umumnya. Bisa saja setiap pedoman penulisan karya ilmiah memposisikan metodologi penelitian berbeda-beda. Intinya, pada setiap karya ilmiah ada terdapat bab dan atau sub bab tentang metodologi penelitian.

Posisi metodologi penelitian dalam karya ilmiah terbilang begitu penting sekali oleh sebab metodologi penelitian sebagai panduan terkait tata cara untuk melakukan kerja-kerja penelitian, sebelum dan sesudahnya. Di dalamnya dijelaskan pelbagai hal yang bertalian secara langsung dengan kerja-kerja intelektual dan ilmiah dalam proses penelitian hingga penulisan karya ilmiah, khususnya pengolahan data-data hasil penelitian. Berbeda dengan metode sebagai mekanisme penulisan karya ilmiah, metodologi penelitian berkait dengan hal-hal substansial dalam penelitian, mulai dari jenis penelitian dan analisis data, pendekatan penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengelolaan dan analisis data hingga pada teknik pengujian keabsahan data dan kesimpulan penelitian dan lain-lain.

Poin paling penting dalam metodologi penelitian adalah jenis dan pendekatan penelitian. Sebab, hal ihwal lainnya sangat tergantung pada makhluk tersebut, khususnya jenis penelitian. Jika sekiranya jenis penelitiannya adalah field research, maka yang perlu untuk diperhatikan selanjutnya adalah analisis datanya. Hal demikian dikarenakan penelitian lapangan pada umumnya terdapat dua jenis analisis data, antara analisis data kualitatif dan kuantitatif. Keduanya ini bukan semata akan mempengaruhi poin-poin dalam pembahasan metodologi penelitian, akan tetapi juga secara langsung akan berdampak pada metode sebagai mekanisme penulisan karya. Misalnya, kalau jenis penelitiannya adalah field research kualitatif, maka komponen metodologi penelitian harus menyesuaikan dengannya. Pun begitu halnya dengan soal mekanisme penulisan point-point dalam setiap babnya.

Tahapan dan Teknik Penyusunan Karya Ilmiah

Setelah mengetahui konsep dasar terkait dengan kategori penilaian karya ilmiah beserta penjelasan singkatnya di atas, maka selanjutnya kita akan masuk pada tahapan inti dalam menyusun karya ilmiah. Tahapan ini dipandang penting oleh sebab pengetahuan terkait dengan konsep dasar penilaian karya ilmiah tidak serta merta membuat seorang mudah untuk memulai menyusun karya ilmiah. Karena, masih terdapat hal-hal elementer dan fundament lainnya yang perlu untuk diketahui sebelum menyusun karya ilmiah. Hal-hal yang kebanyakan penulis karya ilmiah, khususnya mahasiswa, lupa dan abaikan begitu saja.

Tentunya, hal-hal elementer dan fundament dimaksud bersifat praktis dan simpel karena terkonstruk secara elaboratif dari teks pada satu sisi dan konteks pada sisi lainnya; teks terkait dengan pembacaan pelbagai referensi seputar kepenulisan, sementara konteks terkait dengan pengalaman langsung di dalamnya. Meskipun, tidak dinafikan masih banyak cara dan langkah-langkah yang digunakan dalam memulai menyusun sebuah karya ilmiah. Namun, apa yang ditulis ini hanya sekedar share informasi sekaligus pengalaman dalam kaitannya dengan masalah praktek penyusunan karya ilmiah.

1.Penentuan Masalah Penelitian

Pada dasarnya penelitian dan penulisan sebuah karya ilmiah dikarenakan ada sesuatu yang dipandang "bermasalah" dan menarik untuk dilakukan kajian dan penelitian di dalamnya. Entah masalah dimaksud berkaitan langsung dengan judul penelitian yang hendak diangkat atau malah dikarenakan masalah yang bersifat turunan darinya. Ya, tidak akan mungkin suatu judul penelitian yang tidak ada masalah dan signifikansinya diterima dan dibolehkan untuk sebagai judul penelitian karya ilmiah. Hampir dapat dipastikan bahwa judul penelitian yang tidak memiliki basis persoalan epistemologis yang jelas lagi penting akan tertolak, hatta rumusan judulnya terbilang begitu aduhai secara proposisi dan retorika.

Makanya, secara teknis-prosedural, semua judul penelitian yang diajukan pertama kali harus disertai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah. Tujuannya adalah memberikan gambaran awal bagi tim penerima judul untuk mengetahui apa sesungguhnya landasan epistemologis yang meniscayakan judul penelitian semacam itu bisa diangkat sebagai sebuah karya ilmiah. Bahkan ketika melakukan proses bimbingan pun selalu saja dipertanyakan oleh pembimbing dan juga penguji adalah kerangka pikir atau latar belakang yang mengjiwai dan mengilhami judul dimaksud layak untuk diangkat dan diteliti sebagai sebuah karya ilmiah. Tidak heran kemudian jika mahasiswa seringkali mengganti judul penelitiannya.

Pada konteks ini kita dapat mengatakan bahwa masalah mendahulukan judul penelitian. Tentunya hal demikian jauh berbeda dengan kenyataan di lapangan. Di mana kebanyakan mahasiswa sibuk dan pusing mencari judul dengan pelbagai formatnya, bukan berangkat dari problem yang meniscayakan perlu dirumuskan sebuah judul penelitian. Akhirnya, ketika ditemukan judul penelitian bukannya malah memberikan kabar gembira bagi mahasiswa bersangkutan, akan tetapi malah menambah masalah baru lagi oleh karena dengan judul yang ada rupa-rupanya tidak ada masalah penting yang meniscayakan perlu dilakukan penelitian terkait dengan judul tersebut. Bahkan banyak juga mahasiswa malah meraba-raba untuk menentukan masalah yang melatarbelakangi judulnya.

Tidak berlebihan kemudian dikatakan bahwa penentuan masalah penelitian memiliki kedudukan yang terbilang sangat penting sebagai basis fundament untuk menyusun penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Dengan menentukan masalah penelitian akan memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi hal ihwal lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Sehingga, ketika masalah penelitian menjadi sebuah judul penelitian tidak membingungkan peneliti itu sendiri. Peneliti tinggal melanjutkan tahapan dan teknik penyusunan karya ilmiah berdasarkan pedoman penyusunan karya ilmiah yang disediakan oleh masing-masing kampus. Peneliti tidak perlu lagi bingung dan pusing dengan masalah judul penelitiannya. Karena, peneliti berangkat dari masalah sebelum merumuskan menjadi judur penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun