Mohon tunggu...
Azis Kuba
Azis Kuba Mohon Tunggu... -

Tinggal di Makassar suka sesuatu yang jauh dan mampu saya tulis: Wisata dan petualangan, sepertinya bersuadara.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kubah di Tanah Istana Kalegowa

13 Agustus 2012   01:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:52 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan pas diatas makam Syekh Yusuf, dipajang foto beliau bersama Raja ke-25 Gowa, Daeng Manglekung Dg Manyori dan Raja Gowa ke-31. Andi Mangimangi Daeng mantutu. Juga terdapat meja disudut belakang bersama lemari kayu dan berangkas besi penyimpanan benda-benda berharga.

Bangunan kuburan Syekh Yusuf dan istrinya begitu besar dan nampak motif ukirannya lain dibanding yang lainnya yang putih polos dan ukurannya sedikit kecil, 3x1 meter. Kuburan Syekh Yusuf yang berrelief sulur-suluran, daun-daun dan bunga-bungaan dan berukuran 3x125 meter.

Kerangka kelambu dan payung hanya terdapat di makam Syekh Yusuf dan istrinya, Sitti Daeng Nisang, merupakan petanda kebesaran beliau. Di makam Tuanta Salamaka terdapat disebelah kanan dan istrinya disebelah kiri, yang makam berada disebelah barat makam suaminya

Kuburan Tuanta Salamaka nampak tidak di kelambui, sehingga dengan jelas dapat melihat media-media ritual; dua lilin merah menyelah, kemenyan, serta kembang-bunga, irisan daun pandan yang menumpuk di nisan Syekh Yusuf. Begitu pula makam istrinya

Nisan Tuanta Salamaka berbentuk mahkota nampak sudah hitam dan basah lecap oleh lumuran minyak “bau” yang sudah ratusan peziarah yang melumurinya hingga siang ini. “Sudah ratusan orang yang berziarah,” kata Liong

“Apa kanannu?” tanya  Liong kepada salah seorang wanita setengah tua. Pertanyaan  ini kurang lebih mengartikan “apa niatmu”. Lalu juru kunci makam ini pun memanjatkan doa untuk peziarah itu, agar dikabulkan.

Wanita tadi mengeluarkan bunganya yang dibelinya diluar. Menaburkan bunga ditengah makam, menyalakan lilin dan membakar kemenyannya di dupa dan menyiram “minya’ bau’ di nisan Syekh Yusuf. Ia pun berdoa.

Ya begitulah, makam disini dianggap keramat dan banyak dikunjungi peziarah. Tidak sedikit dari peziarah yang dikabulkan niatannya. “Mayoritas peziarah dikabulkan niatannya, “ Ungkapnya.

Peziarah tak hanya datang dari daerah-daerah kabuaten Sulawesi Selatan, tapi juga kalimantan, Jawa, Palu, Manado, bahkan peziarah dari Afrika, Malaysia dan Srilangka. Bahkan para pejabat juga berdatangan “pokoknya berasal dari semua suku, ras, agama dan kebangsaan, “ kata nenek yang memiliki tujuh cucu ini.

Pemegang kunci Makam inilah yang banyak tahu isi nazar-nazar peziarah. Menurutnya, permintaan mereka itu tak lepas dari seputar siklus hidup. Dapat dimulai dari keinginan untuk menikah, dapat jodoh atau hubungan dengan pasangannya dapat dilanjutkan ke jenjang nikah. Pemandangan pasangan nikah, lengkap dengan pakaiannya hampir tiap hari disaksikan disini, “mereka datang melepas nazarnya, ” kata  Liong. Juga menginginkan anak atau keturunan, masalah kesehatan dan niatan agar mendapat perkejaan dan naik jabatan dan lain-lain.

Namun, tak hanya warga biasa yang berziarah disini, para pejabat pun berdatangan. Seperti Jusuf Kalla (JK) saat mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden Pemilu 2004 lalu. Tanggal 7 Juli 2004 itu, JK yang berpasangan dengan SBY berkunjung. Kedatangnya saat pasangan ini dipastikan maju ke babak kedua. Saat itu, tidak hanya mengunjungi Syekh Yusuf, tapi juga makam Sultan Hasanuddin, dan makam Aru Palakka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun