Bentham mengembangkan sebuah prinsip pengambilan keputusan yang dikenal dengan "kalkulus utilitas" atau "kalkulus hedonistik". Dalam kalkulus ini, ia mengajukan tujuh faktor yang harus dipertimbangkan dalam menilai tingkat kebahagiaan suatu tindakan, yaitu intensitas, durasi, kepastian atau ketidakpastian, kedekatan atau jarak, produktivitas, keseragaman, dan kesenangan yang terkait.
Untuk memahami aplikasi pemikiran Bentham, kita perlu terlebih dahulu mempelajari prinsip-prinsip utilitarianisme yang menjadi dasar teorinya. Prinsip-prinsip utama yang dikemukakan oleh Bentham termasuk prinsip kebahagiaan, prinsip kesetaraan, dan prinsip kesadaran. Dalam bagian ini, kita akan menjelaskan setiap prinsip secara rinci.
A. Prinsip Kebahagiaan: Prinsip kebahagiaan merupakan prinsip inti dalam utilitarianisme Bentham. Menurutnya, tindakan yang menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar daripada penderitaan harus dipromosikan dalam masyarakat. Bentham menganggap kebahagiaan sebagai tujuan akhir dari semua tindakan manusia, dan bahwa kebahagiaan harus dinilai berdasarkan ukuran kuantitatif, seperti jumlah kesenangan yang dihasilkan.
B. Prinsip Kesetaraan: Prinsip kesetaraan menyatakan bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki nilai yang sama. Bentham menolak perbedaan perlakuan berdasarkan kasta, kelompok sosial, atau status ekonomi. Bagi Bentham, semua individu memiliki hak yang sama untuk mencari kebahagiaan dan harus diperlakukan secara adil dalam penilaian utilitarian.
C. Prinsip Kesadaran: Prinsip kesadaran mengakui pentingnya kualitas kesenangan dan penderitaan dalam penilaian utilitarian. Bentham berpendapat bahwa tidak semua kesenangan dan penderitaan memiliki nilai yang sama. Faktor-faktor seperti durasi, intensitas, pastitas, produktivitas, dan keseragaman harus dipertimbangkan saat mengevaluasi konsekuensi dari suatu tindakan.
II. Aplikasi Pemikiran Bentham dalam Kebijakan Publik (sekitar 800 kata): Kebijakan publik berperan penting dalam membentuk masyarakat yang adil dan berkeadilan. Dalam bagian ini, kita akan menjelajahi aplikasi pemikiran Bentham dalam konteks kebijakan publik.
A. Sistem Pendidikan: Pendidikan adalah area di mana pemikiran Bentham dapat diaplikasikan secara efektif. Bentham berpendapat bahwa pendidikan harus menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi masyarakat. Dalam konteks utilitarianisme, pendidikan yang memaksimalkan kebahagiaan dan kesejahteraan sebanyak mungkin orang harus diprioritaskan.
B. Kebijakan Kesehatan: Dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan, prinsip utilitarianisme Bentham dapat digunakan untuk mengevaluasi manfaat dan biaya yang terkait dengan langkah-langkah tertentu. Pendekatan ini memungkinkan pengambil kebijakan untuk memprioritaskan sumber daya kesehatan dan intervensi berdasarkan dampak mereka terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.
C. Perlindungan Lingkungan: Bentham memandang alam lingkungan sebagai salah satu sumber kebahagiaan dan penderitaan manusia. Oleh karena itu, dalam konteks perlindungan lingkungan, pemikiran Bentham dapat digunakan untuk menilai kebijakan dan praktik yang mempengaruhi kualitas lingkungan dan kesejahteraan manusia.
III. Aplikasi Pemikiran Bentham dalam Sistem Hukum (sekitar 700 kata): Sistem hukum adalah bidang lain di mana pemikiran Bentham memiliki dampak yang signifikan. Prinsip-prinsip utilitarianisme Bentham dapat membantu dalam merancang hukum yang adil dan efektif.
A. Reformasi Hukum: Bentham memperjuangkan reformasi hukum dengan mengusulkan penyusunan dan penyatuan hukum yang jelas dan mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Pendekatan ini memungkinkan individu untuk memahami dan mematuhi hukum dengan lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan keadilan dan efektivitas sistem hukum.