Siapa itu Jeremy Bentham?
Tokoh Jeremy Bentham merupakan seorang filsuf, ahli hukum, dan reformis sosial yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang utilitarianisme dan filsafat hukum dan politik.Â
Laki -- laki kelahiran London, 15 Februari 1748 dan beliau wafat pada umur 84, pada tanggal 6 Juni 1832 Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi aplikasi pemikiran Bentham yang berfokus pada maksimisasi kepuasan dalam masyarakat.Â
Utilitarianisme Bentham menekankan bahwa tindakan yang memiliki utilitas atau kegunaan yang maksimal dalam memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalkan penderitaan bagi sebanyak mungkin orang harus dipromosikan. Dalam konteks ini, kita akan mempertimbangkan cara-cara di mana prinsip-prinsip utilitarianisme Bentham dapat diterapkan dalam kebijakan publik, sistem hukum, dan organisasi masyarakat modern.
Jeremy Bentham, seorang filsuf abad ke-18, membawa kontribusi yang signifikan bagi pemikiran etika dan hukum dengan mengembangkan teori utilitarianisme. Utilitarianisme Bentham memusatkan perhatiannya pada konsep memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalkan penderitaan dalam masyarakat.Â
Pemikiran ini, yang mencakup prinsip-prinsip fundamental seperti prinsip kebahagiaan dan prinsip kesetaraan, dapat diterapkan dalam berbagai konteks untuk mencapai hasil yang lebih adil dan bermanfaat bagi semua anggota masyarakat.
Dalam Artikel yang saya buat ini kita akan menjelajahi aplikasi pemikiran Bentham dalam konteks modern. Kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip utilitarianisme Bentham dapat diterapkan dalam kebijakan publik, sistem hukum, dan organisasi masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan kita dapat memaksimalkan kepuasan dan kesejahteraan dalam masyarakat secara keseluruhan.
I. Prinsip-Prinsip Utilitarianisme Bentham, Utilitarianisme Bentham adalah sebuah konsep etika yang diperkenalkan oleh seorang filsuf dan ahli hukum Inggris bernama Jeremy Bentham pada abad ke-18. Konsep ini bertujuan untuk menentukan kebaikan moral suatu tindakan dengan cara mengukur sejauh mana tindakan tersebut dapat memberikan kebahagiaan (utilitas) bagi sebanyak mungkin orang.
Menurut Bentham, kebaikan moral suatu tindakan harus dinilai berdasarkan pada konsekuensinya. Ia berpendapat bahwa suatu tindakan dianggap baik jika dapat menghasilkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya atau utilitas yang maksimal bagi masyarakat secara keseluruhan. Bentham menekankan bahwa kebahagiaan ini harus diukur berdasarkan pada kuantitas dan kualitas kesenangan yang dihasilkan oleh tindakan tersebut.
Dalam pandangan utilitarianisme Bentham, suatu tindakan yang dianggap baik adalah tindakan yang memberikan kebahagiaan lebih besar daripada penderitaan, dan tindakan tersebut harus memaksimalkan kebahagiaan sebanyak mungkin. Ia juga menganggap bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk menikmati kebahagiaan dan bahwa tindakan yang melibatkan diskriminasi atau ketidakadilan tidak dapat dijustifikasi secara moral.