Gadis itu tertawa kecil. "Ya pastilah. Maksudku bagaimana yang dimaksud sejarah kecil itu. Sejarah kecil, istilah yang unik."
Kawan, apa yang harus kulakukan. Aku gemetar. Gadis di depanku ini entah bagaimana bisa membuatku gugup tanpa melakukan apapun. Dia hanya bertanya. Tapi senyumnya, matanya yang cemerlang itu, astaga. Pesonanya seolah menembus ke dalam tubuhku, melewati tenggorokan (kerongkongan secara teknis), ke lambung, berbelok sedikit, masuk ke hati.
HUAHHHHHHH!
Aku malah menguap!
"Eh kalau menguap, mulutnya ditutup, nanti kemasukan setan." Gadis itu reflek menegurku, genap membuatku salah tingkah. Bisa kulihat Lia tersenyum misterius melihat tingkahku.
"Maaf, aku memang mengantuk sejak di kelas tadi."
Gadis itu malah tertawa kecil. "Tidak apa," katanya kemudian. "Tak perlu minta maaf. Kamu tidak salah apa-apa kok."
Beruntung, sebelum aku semakin kikuk, tiba-tiba seseorang lelaki, datang, mendekat dan langsung duduk di kursi sebelahku. Kursi yang menghadap langsung ke arah gadis itu.
"Eh Syifa, Syifa, aku punya kabar terbaru nih."
"Oh ya, ada apa?" bisa kulihat matanya tetap berbinar. Gadis ini, saat dia penasaran, dia terlihat begitu cantik.