Teori kedua adalah teori Kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Menurutnya manusia itu didorong untuk melakukan sesuatu karena ingin memenuhi kebutuhanya. Karena kebutuhan tidak dapat dipenuhi sekaligus, maka kebutuhan-kebutuhan tersebut cenderung mempunyai perioritas dalam pemenuhanya. Akibatnya orang-orang mempunyai tingkat kebutuhan yang berlainan.23 Kebutuhan ini tersusun menurut urutan potensi hirarki. Susunan hirarki ini menunjukan bahwa kebutuhan lebih tinggi tidak memotivasi sikap seseorang kecuali bila kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi. Kebutuhan manusia menurut Maslow terbagi menjadi lima jenis: 1). Kebutuhan Fisik 2). Kebutuhan Keselamatan dan keamanan 3). Kebutuhan sosial, 4). Kebutuhan Penghargaan dan status 5). Kebutuhan Pemenuhan diri (Aktualisasi diri). Tingkatan pertama dan kedua disebut dengan kebutuhan golongan bawah sedangkan tingkatan ketiga sampai kelima merupakan kebutuhan golongan atas. Kebutuhan tingkat pertama berhubungan dengan fisik dasar yang perlu untuk memelihara kehidupan dan kesejahteraan yang layak. Apabila kebutuhan ini terpenuhi, kebutuhan fisik dasar cenderung menerima prioritas.
Kebutuhan tingkat kedua keselamatan dan keamanan erat hubunganya dengan pemeliharaan kehidupan dan kesejahteraan jangka panjang. Orang-orang ingin mampu bekerja, baik esok hari, maupun hari ini mereka membutuhkan keselamatan, dan mereka menghendaki bantuan, dan perlindungan yang layak apabila mereka mendapat kecelakaan atau dan mereka membutuhkan kemanan bila mereka tidak kuat lagi untuk bekerja karena usianya yang telah lanjut. Kebutuhan golongan bawah dipenuhi dengan makanan, pakaian, perumahan,, pembayaran  untuk membeli barang-barang dan perlengkapan rumah tangga, tunjangan tambahan untuk memberikan keamanan dan bantuan serta penghargaan.
Tiga tingkat yang lebih atas disebut kebutuhan golongan atas, dan kebutuhan mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan kebutuhan golongan bawah. Pemenuhan kebutuhan sosial seperti harta benda dan kasih sayang, sulit dilakukan secara berlebihan. Demikian pula, kebutuhan akan penghargaan, yang dipenuhi dengan pengenalan orang-orang lain atau rasa pertumbuhan dan prestasi perseorangan jarang dipenuhi secara berlebihan pula. Pada dasarnya kebutuhan yang lebih tinggi banyak berhubungan dengan perasaan dan nilai ketimbang dengan kebutuhan fisik.
Kebutuhan yang paling tinggi adalah pemenuhan sendiri (aktualisasi diri), kebutuhan ini dipenuhi apabila orang-orang sudah mencapai semuanya yang mereka mampu mencapainya. Dengan cara ini mereka menemukan pemenuhan diri mereka. Hanya keadaan pikiran ini jarang tercapai, dan biasanya hal ini tidak menerima prioritas kecuali kebutuhan yang lebih rendah telah dipenuhi secara layak.
Pada dasarnya teori Maslow dan Hezberg mempunyai kategori yang sama yakni faktor motivator (satisfier) yang dapat dikategorikan dengan kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan sosial, sedangkan faktor higieni dapat dikelompokan kedalam kebutuhan fisik.
Teori kebutuhan yang ketiga adalah teori ERG (Existenci-Relatedness Growth) Â yang dikemukakan oleh Aldelfer, yaitu : Kebutuhan Eksisitensi (E), meliputi kebutuhan fisik, dan rasa aman; Kebutuhan Relatedness (R), meliputi kebutuhan sosial / status, dan kebutuhan Growt (G), meliputi kebutuhan untuk dihargai dan dihormati.24 Pada dasarnya Maslow dan Aldelfer mempunyai pandangan yang sama terhadap tingkatan kebutuhan manusia. Kebutuhan eksistensi (Aldelfer) sama kategorinya dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman (Maslow), kebutuhan keterikatan (Aldelfer) sama dengan kategori kebutuhan rasa cinta (Maslow, dan kebutuhan pertumbuhan (Aldelfer) sama dengan kategori kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri (Maslow).
Bertitik tolak pada teori kebutuhan menurut Maslow mulai dari kebutuhan tingkat dasar sampai dengan tingkat atas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan oleh setiap pemimpin dalam rangka meningkatkan motivasi kerja. Hal ini penting, karena kebutuhan merupakan salah satu unsur motivator yang menjadi penyebab timbulnya motivasi. Oleh karena itu, pemimpin mulai dari level bawah sampai dengan level atas dalam kepemimpinannya harus mampu menggali jenis kebutuhan yang ada pada setiap bawahan, sehingga dimungkinkan dapat memenuhi kebutuhan bawahanya secara tepat dan berdampak pada motivasi kerja yang tinggi. Untuk itu, seorang pemimpin dalam kepemimpinannya harus tanggap dan mampu memenuhi kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan panghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dari pembahasan diatas imflikasi terhadap sekolah, antara lain bahwa seorang pemimpin (Ketua yayasan, kepala sekolah dan jajaranya) harus mampu meningkatkan motivasi kerja Guru dan karyawan dengan cara memberikan konpensasi yang sesuai dengan beban kerja yang diembannya, tentunya disesuaikan dengan kemampuan sekolah dalam memberikan kompensasi tersebut, baik yang berupa insentif maupun lainya.
5. Upaya Meningkatkan Propesionalisme guru melalui  Kepemimpinan
      Betapa mulianya profesi seorang pemimpin sehingga Emmet C. Murphi dalam pengantar bukunya IQ pemimpin mengutif tulisan Daniel Boorstin tentang pemimpin dalam majelis parade mengatakan: "Dunia dewasa ini mungkin memilih (pemimpin-pemimpin ) tetapi mereka dibawah bayang-bayang para selebritis. Para pemimpin dikenal karena prestasi mereka; sedangkan kaum selebritis  mencerminkan kemungkinan-kemungkinan pers dan media, kaum-kaum selebritis adalah yang membuat berita tetapi (para pemimpin) adalah orang yang membuat sejarah'.25 Pemimpin adalah seseorang yang mempengaruhi orang lain melalui proses komunikasi, sehingga menyebabkan orang lain itu bertindak  untuk mencapai tujuan tertentu.26 kegiatan seorang pemimpin biasanya meliputi kegiatan untuk : 1). Mengambil keputusan; 2). Mengadakan komunikasi; 3). Memberikan motivasi; 4). Menyeleksi orang-orang yang akan diperlukanya dan 5). Mengembangkan orang-orang itu. Kegiatan seorang pemimpin adalah kegiatan memimpin yang disebut kepemimpinan. Kepemimpinan adalah jenis kegiatan manajerial dan memusatkan parhatian pada interaksi antar pribadi antar pemimpin satu atau lebih bawahan, dengan maksud memperbesar  efektifitas organisasi. 27
Rodman C. Drake menjelaskan paling sedikit ada delapan sifat pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin  yaitu: 28 1). Kemampuan untuk memusatkan  perhatian; 2). Penekanan pada nilai yang sederhana, pemimpin suatu organisasi menganut seperangkat nilai yang sederhana, dan selalu menekankan nilai itu dalam pidato, bahan tertulis, dan dalam rapat dengan pegawai, menumbuhkan persetujuan dalam organisasi; 3). Selalu bergaul dengan orang, pemimpin yang efektif selalu tetap bergaul dengan pegawai baik didalam organisasi maupun diluar organisasi,  khususnya masyarakat finansial, pemimpin pemerintahan, ilmuan, dan akademisi; 4). Menghindari profesionalisme tiruan, yaitu seorang manajer yang menggunakan saran bantu konsep secara tidak efektif, yaitu saran bantu manajemen dan konsep manajeman mengenai perumusan perencanaan strategis, pemimpin sejati fokus kearah mana organisasi harus bergerak dan menghindari gerakan tidak efektif; 5). Mengelola perubahan, sifat ini melengkapi sifat pandangan luas selalu memilih bayangan dari masa depan organisasi, seorang pemimpin harus terampil dalam mengadakan perubahan, konsensus, demikian pula memimpin untuk mengurangi resiko; 6). Memilih orang, setiap pemimpin yang efektif mahir mengikuti pikiran dan mempertahankan bawahan yang berbakti dan mempromosikan mereka dalam organisasi; 7). Hindari mengerjakan semuanya sendiri, pemimpin yang berhasil menyadari bahwa mereka tidak mengetahui semuanya; sebagai manusia biasa mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan terbatas; 8). Menghadapi kegagalan, akhirnya satu sifat pemimpin yang berhasil adalah kemampuan untuk menangani kegagalan. Pemimpin sejati tidak akan ragu-ragu untuk menghadapi kemunduran dan akan mengakui tanggung jawabnya bila memang begitu keadaanya. Yang lebih penting lagi, pemimpin seperti itu akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat dan akan maju terus pantang menyerah.