Mohon tunggu...
Tika Azaria
Tika Azaria Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menulis sebagai pekerjaan dan menyalurkan kebahagiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Batik Betawi Terogong

9 Desember 2019   21:40 Diperbarui: 9 Desember 2019   21:53 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu motif Batik Betawi Terogong: Motif Tapak Liman/ dok: pribadi

"Motif-motifnya terinspirasi dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan orang Betawi," cerita guru SMK ini.

Salah satu motif Batik Betawi Terogong: Motif Tapak Liman/ dok: pribadi
Salah satu motif Batik Betawi Terogong: Motif Tapak Liman/ dok: pribadi
Total, pembatik di produksi rumahan ini sekitar 15 orang. Sebagian ibu-ibu pembatik bekerja dari rumah sambil menjaga anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Selain melestarikan budaya, Batik Betawi Terogong juga berperan memperbaiki perekonomian masyarakat.

Membatik tidak mudah, tapi menyenangkan

Selain mendengarkan cerita panjang Bu Laela, saya yang hadir bersama rombongan Ladiesiana juga berkesempatan diajarkan untuk membatik. Sesuatu yang sudah lama diinginkan dan akhirnya terealisasikan.

Bu Laela dan tim sudah menyiapkan potongan-potongan kain mori yang akan dibatik. Ada yang sudah dibuatkan sketsa motifnya, ada juga yang masih kosong. Sadar tidak punya kemampuan lebih untuk menggambar, saya mengambil kain yang sudah ada sketsanya. Saya dapat gambar ondel-ondel pria. Menarik.

Sambil teman-teman yang lain mulai membuat sketsa atau motif dengan pensil, saya langsung mulai mencanting. Saya diajari oleh seorang pembatik di Batik Terogong tersebut. Dengan bodohnya saya lupa bertanya siapa nama beliau.

Secara perlahan, dia mulai menunjukkan cara memegang canting, bagaimana trik agar malam tidak menetes terus-menerus, serta bagaimana memegang kain bermotif yang akan dicanting.

Tentu saat melihat dia mencontohkan, semuanya terlihat begitu mudah. "Ah, ini mah gampang," sesumbar saya dalam hati.

Oh tentu tidak semudah itu, Sahabat! Posisikan gagang canting di antara jari telunjuk dan jari tengah agar lebih memudahkan. Jangan isi nyamplung dengan terlalu banyak malam, sebab akan berisiko tumpah di tangan ataupun menetes di kain. Pegang dengan posisi agak dimiringkan sekitar 15 derajat untuk menghindari malam terus keluar dari cucuk.

Cara memegang canting/dok: pribadi
Cara memegang canting/dok: pribadi
Dengan sedikit kaku, saya mulai mencanting. Mengikuti pola pada kain dengan teknik menggores dari bawah ke atas. "Cukup satu kali goresan saja, jangan diulang-ulang agar hasilnya bagus" begitu kata dia.

Hasil mencanting saya/dok: pribadi
Hasil mencanting saya/dok: pribadi
Tidak mudah, tapi saya terus mencoba. Keringetan, nafas ditahan, tangan kaku dan gemetar, tapi tak menyurutkan semangat saya. Meskipun banyak malam yang menetes di kain mori saya, namun ternyata menyenangkan dan bikin nagih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun