"Motif-motifnya terinspirasi dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan orang Betawi," cerita guru SMK ini.
Membatik tidak mudah, tapi menyenangkan
Selain mendengarkan cerita panjang Bu Laela, saya yang hadir bersama rombongan Ladiesiana juga berkesempatan diajarkan untuk membatik. Sesuatu yang sudah lama diinginkan dan akhirnya terealisasikan.
Bu Laela dan tim sudah menyiapkan potongan-potongan kain mori yang akan dibatik. Ada yang sudah dibuatkan sketsa motifnya, ada juga yang masih kosong. Sadar tidak punya kemampuan lebih untuk menggambar, saya mengambil kain yang sudah ada sketsanya. Saya dapat gambar ondel-ondel pria. Menarik.
Sambil teman-teman yang lain mulai membuat sketsa atau motif dengan pensil, saya langsung mulai mencanting. Saya diajari oleh seorang pembatik di Batik Terogong tersebut. Dengan bodohnya saya lupa bertanya siapa nama beliau.
Secara perlahan, dia mulai menunjukkan cara memegang canting, bagaimana trik agar malam tidak menetes terus-menerus, serta bagaimana memegang kain bermotif yang akan dicanting.
Tentu saat melihat dia mencontohkan, semuanya terlihat begitu mudah. "Ah, ini mah gampang," sesumbar saya dalam hati.
Oh tentu tidak semudah itu, Sahabat! Posisikan gagang canting di antara jari telunjuk dan jari tengah agar lebih memudahkan. Jangan isi nyamplung dengan terlalu banyak malam, sebab akan berisiko tumpah di tangan ataupun menetes di kain. Pegang dengan posisi agak dimiringkan sekitar 15 derajat untuk menghindari malam terus keluar dari cucuk.