Kabut pekat sesak kota menjelma bara yang membakar,Â
Menggelitik dada, berat, tiada henti.Â
Ia merambat perlahan, menyisakan jejak nanar, seakan jalan napas terhenti.
sudah begitu pengap begini, dan tahu-tahu harga bensin naik lagi
bukan solusi, malah
di depan mata kita diimingi subsidi-subsidi
Dalam kegelapan,
tersembunyi mata mata merah membara
mengerjap,Â
Mengintai, nafsu yang serakah terlipat.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!