Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Seorang bapak yang mengumpulkan kenangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kabut September

1 September 2023   13:58 Diperbarui: 1 September 2023   15:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabut pekat sesak kota menjelma bara yang membakar, 

Menggelitik dada, berat, tiada henti. 

Ia merambat perlahan, menyisakan jejak nanar, seakan jalan napas terhenti.

sudah begitu pengap begini, dan tahu-tahu harga bensin naik lagi

bukan solusi, malah

di depan mata kita diimingi subsidi-subsidi


Dalam kegelapan,

tersembunyi mata mata merah membara

mengerjap, 

Mengintai, nafsu yang serakah terlipat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun